jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah tokoh lintas agama di Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam atas berkembangnya suasana kehidupan yang menampilkan gejala pertentangan dan wacana anatagonistik di kalangan masyarakat.
Terutama pascamengemukanya kontroversi omongan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, terkait surat Almaidah ayat 51 beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Ini Kata PPP Soal Dua Tahun Jokowi-JK
Menurut Ketua Presidium Inter Religious Council (IRC) Indonesia Din Syamsudin keprihatinan dikemukakan karena suasana tersebut berpotensi mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama yang sudah terjalin baik selama ini, dan pada giliran berikutnya dapat menggoyahkan sendi kesatuan dan persatuan bangsa.
"Karena itu kami memesankan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung wilayah sensitif menyangkut keyakinan agama, ras, antargolongan dan suku," ujar Din pada pernyataan bersama tokoh lintas agama yang digelar di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilitations (CDCC), Menteng, Senin (17/10)
BACA JUGA: Inilah Identitas Korban Tewas di Jembatan Kuning
Selain itu, para tokoh lintas agama kata Din, memesankan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dalam perkataan dan perbuatan yang dapat mendorong pertentangan dalam masyarakat majemuk, terutama menyinggung wilayah sensitif menyangkut SARA.
"Memesankan pada pemerintah untuk segera hadir sesuai tanggung jawab dan kewenangan untuk mengatasi gejala pertentangan dalam kehidupan masyarakat, baik melalui pendekatan pencegahan maupun penanggulangan masalah," ujar Din.
BACA JUGA: Pray For Lembongan-Ceningan, Jembatan Kuning Itu Ambruk
Para tokoh dalam pernyataan sikapnya juga menyatakan, bahwa segala bentuk tindak kekerasan adalah tidak etis dan bertentangan dengan nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
"Karena itu, kami memesankan pada segenap warga masyarakat untuk menghindarkan diri dari segala macam kekerasan. Baik fisik, verbal, maupun kekerasan modal. Seluruh warga bangsa agar mencegah bangsa Indonesia menjadi negara kekerasan dalam berbagai penjelmaannya," ujar Din.
Para tokoh lintas agama juga memesankan pada segenap warga bangsa, untuk bersama-sama mendorong proses demokrasi Indonesia agar berlangsung aman dan lancar secara jujur dan adil dan senantiasa mengindahkan nilai-nilai moral dan etika keagamaan.
"Maka dipesankan kepada pemerintah dan penyelenggara pemilu, untuk melaksanakan pemilu sesuai hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku secara konsisten dan konsekuen," ujar Din. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masinton Tagih Kelanjutan Kasus RJ Lino
Redaktur : Tim Redaksi