Gejolak Politik Gara-Gara Anak Presiden, Waspada Perekonomian Dalam Negeri Kena Imbas

Senin, 23 Oktober 2023 – 21:39 WIB
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan Universitas Paramadina Profesor Didin S Damanhuri. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Profesor Didin S. Damanhuri mengatakan gejolak politik tanah air saat ini bisa berimbas pada kondisi perekonomian dalam negeri.

Hal itu disampaikannya menyusul riuhnya publik dan elite politik tanah air terkait politik dinasti yang sedang dibangun keluarga Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Dahulu MK Dibentuk untuk Mencegah Celah Penyimpangan Konstitusi, Bukan Menyiasati Pelanggaran

Dalam hal ini, guru besar yang juga dosen pascasarjana di Universitas Paramadina itu mengingatkan bahwa situasi politik yang berubah-ubah dan memanas bisa memengaruhi kondisi ekonomi terutama terkait bursa saham dan kurs rupiah.

"Secara langsung memang dalam bahasa ekonomi, hal ini bisa menciptakan sentimen negatif kepada bursa saham, kepada kurs. Gonjang-ganjing ini menimbulkan ketidakpastian secara politik maupun ekonomi. Secara konkret sekarang kurs dollar terhadap rupiah mendekati Rp 16 ribu. Kemudian sentimen lain adalah bursa saham. Saya membaca bahwa capital outflow sudah terjadi menurut para pemain saham karena ini pesta demokrasi yang tidak demokratif," tegas Prof Didin pada JPNN.

BACA JUGA: Buntut Polemik Karpet Merah untuk Gibran, Prof Didin Damanhuri Usulkan Reformasi di MK

Menurut ekonom senior tersebut, kondisi demokrasi Indonesia yang sudah mencerminkan tidak demokratis ini memberi kekhawatiran bagi para pemain investor portofolio dan industri karena dianggap menjadi sebuah ketidakpstian.

"Memang dampak langsungnya baru terasa mungkin nanti dalam beberapa waktu ke depan, tetapi yang sudah terjadi sekarang kurs sudah hampir 16 ribu walaupun banyak faktor yang kompleks tetapi ini akan menimbulkan sentimen negatif dari publik," imbuhnya.

BACA JUGA: Analisis Dahlan Iskan soal Relasi Gibran & Puan: Jateng Jadi Medan Perang

Selain itu, Prof Didin juga mengingatkan Jokowi soal sentimen negatif masyarakat pada orang nomor satu di Indonesia tersebut.

Publik, sambung Prof Didin, juga mulai mempertanyakan berbagai hasil survei yang selama ini mengangkat keberhasilan Jokowi setelah munculnya sentimen negatif tersebut.

"Sentimen tidak suka pada Jokowi akan meningkat, terutama sentimen politik terkait survei-survei tentang kepuasan yang terhadap kondisi ekonomi di zaman Jokowi itu 70 persen. Itu saya kira dipertanyakan juga karena dengann kebutuhan pokok yang harganya sudah membumbung tinggi, semua komoditas naik dan daya beli masyarakat menurun, itu pertanyaan publik terhadap survei ekonomi itu akan dipertanyakan juga setelah sentimen negatif terhadap Jokowi muncul akibat isu nepotisme," tegasnya.

Prof Didin dalam hal ini juga mengingatkan Prabowo Subianto yang memutuskan menggandeng Gibran Rakabuming sebagai bacawapres dengan harapan bisa menggaet suara milenial dan gen Z.

Menurutnya, keputusan itu belum tentu membawa keberuntungan untuk elektabilitas Prabowo. 

"Bisa saja justru ditinggalkan oleh generasi muda yang telanjur kecewa dengan hasil putusan MK yang beri preseden buruk untuk demokrasi kita," pungkas Prof Didin. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler