jpnn.com, JAKARTA - Ratusan pemuda yang tergabung dalam Komunitas Aktivis Muda Indonesia Wilayah DKI atau PW KAMI DKI Jakarta menggelar aksi di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Jumat (26/8).
Aksi tersebut dilakukan dalam rangka mengawal peristiwa kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Samblo di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Ferdy Sambo Cs Bakal Peragakan Pembunuhan Brigadir J di Duren Tiga
Sekretaris PW KAMI DKI Fauzan Ohorella menjelaskan aksi tersebut sebagai bentuk dukungan moral terhadap institusi Polri.
Dia juga mengatakan aksi ini juga sekaligus menyikapi adanya upaya propaganda kelompok intoleran dan radikal dengan menggiring opini publik untuk mengaitkan isu Duren Tiga dengan KM 50.
BACA JUGA: Peristiwa Duren Tiga Cuma Kulitnya, ART: Revisi UU Polri
Sebab, kata dia, penggiringan opini ini sangat masif dilakukan oleh kelompok-kelompok itu, mulai dari media sosial hingga media online mainstream.
“Kami sebagai pejuang anti-intoleran dan radikalisme sangat paham betul dengan hal tersebut. Oleh karena itu, aksi yang digelar ini untuk mendukung institusi Polri dalam penuntasan kasus Duren Tiga, sekaligus menangkal penggiringan opini dari kelompok radikal,” tegas Fauzan Ohorella.
BACA JUGA: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Polri: Supaya Berkas Perkara Bisa Segera P21
Untuk diketahui, Sidang Komite Etik menjatuhi sanksi kepada Irjen Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Fauzan mengatakan kasus Duren Tiga yang diasumsikan negatif oleh publik telah terbantahkan dengan keputusan Sidang Etik Polri terhadap Ferdy Sambo.
"Saya menilai penggiringan opini oleh kelompok radikal yang mengaitkan kasus Duren Tiga dengan KM50 itu adalah tujuan jahat mereka (kelompok radikal) ingin menjatuhkan muruah Polri,” ujar Fauzan.
Fauzan menilai penggiringan opini itu sangat tendensius ke pejabat tinggi Polri. “Contohnya Kapolda Metro sampai juga Kapolri," ujarnya.
Dia membeberkan kalau figur pejabat tinggi Polri seperti Kapolda Metro Jaya dan Kapolri merupakan figur yang paling semangat menjaga ibu Kota dan NKRI dari bahaya paham intoleransi dan radikalisme.
Oleh karena itu, dia mengatakan para kelompok itu akhirnya membuat framing seolah-olah Kapolda Metro dan Kapolri terlibat dalam kasus Duren Tiga saat ini.
“Ya, menurut saya. Itulah kenapa akhirnya Kapolda Metro hingga Kapolri di framing demikian oleh kelompok intoleran dan radikalisme."
"Mereka memang bertujuan untuk membelah soliditas institusi Polri, terkhusus keutuhan NKRI,” ujar Fauzan Ohorella.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari