jpnn.com, JAKARTA - Panitia Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III tidak hanya melaksanakan beragam lomba, namun juga menggelar Dialog Kebangsaan di Jakarta pada Senin (30/10/2023).
Sejumlah tokoh lintas agama hadir sebagai pembicara dalam dialog bertajuk “Bersatu Merajut Kebersamaan Dalam Keberagaman Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila” di Hotel Novote, Mangga Dua Quare, Jakarta.
BACA JUGA: Perwakilan 38 Provinsi Hadiri Pesparani Katolik Nasional III di Jakarta
Dialog ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama menghadirkam tiga pembicara, yaitu Rektor Tarumanegara Profesor Dr. Agustinus Purna Irawan, mahasiswi Universitas Bina Nusantara Karina Moudy dan Musisi dan Budayawan Ivan Nestorman serta dipandu Dr. Raja Oloan Tumanggor sebagai moderator.
BACA JUGA: Hasil Rapimnas LP3KN, Pesparani Nasional Katolik III Dihelat di Jakarta Oktober 2023
Sekjen KWI sekaligus Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM menyerahkan pelakat kepada Rektor Tarumanegara Profesor Dr. Agustinus Purna Irawan seusai berbicara dalam dialog kebangsaan bertajuk “Bersatu Merajut Kebersamaan Dalam Keberagaman Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila” di Hotel Novotel, Mangga Dua Quare, Jakarta, Senin (30/10). Friederich Batari/JPNN.com
Selanjutnya, sesi kedua menampilkan empat pembicara, yaitu Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI Romo Hans Jeharut, Pr, mewakili imam Masjid Istiqlal Dr. Mulawarman Hannase, Motivator Dr. Dr (H.C) Ponijan Liaw serta Wakil Pemred Majalah HIDUP Hasiholan Siagian sebagai moderator.
BACA JUGA: Profesor Agustinus Dorong Masyarakat Indonesia Berkarakter Sesuai Pancasila
Hadir juga Sekjen KWI sekaligus Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM, Ketua Umum Panitia Pesparani III Sebastian Salang, Wakil Ketua Panitia Frederikus Lusti Tulis, Wakil Koordinator Bidang Seminar Panitia Pesparani Katolik III 2023 Alfonsus B Say serta jajaran Seksi bidang Seminar termasuk peserta Pesparani dari 38 provinsi di Indonesia.
Sekjen KWI sekaligus Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno mengatakan kegiatan Pesparani termasuk dialog ini merupakan salah satu sumbangan dari Gereka Katolik, pertama-tama untuk mengembangkan dirinya melalu seni dan budaya, tetapi sekaligus juga bentuk sumbangan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.
Sebab, Gereka Katolik adalah bagian utuh dari bangsa Indonesia.
“Sebagai masyarakat, dia (Umat Katolik) harus memberikan sesuatu yang berkualitas terutama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Uskup Paskalis.
Dalam kesempatan itu, para pembicara bersepakat untuk mendorong implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Berkarakter Pancasila
Rektor Tarumanegara Profesor Dr. Agustinus Purna Irawan mengharapkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
“Jadi, karakter Indonesia itu ya kembali pada nilai-nilai Pancasila,” ujar Profesor Agustinus saat Dialog Kebangsaan bertajuk “Bersatu Merajut Kebersamaan Dalam Keberagaman Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila” di Hotel Novtel, Mangga Dua Quare, Jakarta, Senin (30/10/2023).
Profesor Agustinus menyampaikan hal itu saat menjawab pertanyaan peserta dialog soal bagaimana cara memperkuat karakter Indonesia dan apa bentuknya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa Indonesia.
Menurut Agustinus, nilai-nilai Pancasila harus terus diimplementasikan. Sila pertama soal ketuhanan, sila kedua terkait humanity atau kemanusiaan. Kemudian sila ketiga terkait persatuan (unity). Berikutnya adalah demokrasi dan terakhir keadilan sosial.
Menurut Agustinus, untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila, pihaknya telah menerapkannya di kampus Universitas Tarumanegara.
“Kami (Universitas Tarumanegara) sudah menjalankannya. Mahasiswa pada awal masuk kuliah diberikan pembekalan pendidikan Pancasila,” ujar Agustinus.
Agustinus mengatakan pihaknya mengundang berbagai pihak untuk membekali mahasiswa sejak awal masuk kuliah, di antaranya BNPT, BNN, dan Pajak.
Bernilai Strategis
Ketua Panitia Pesparani III Sebastian Salang mengatakan Dialog Kebangsaan ini bernilai strategis karena dua alasan.
Pertama, Pesparani III bertepatan dengan peringatan HUT ke-95 Sumpah Pemuda. Bertanah Air Satu, Berbangsa Satu, dan Berbahasa Satu adalah sumpah generasi muda tahun 1920-an yang menjadi embrio negara-bangsa Indonesia.
Alasan kedua, menurut Sebastian Salang, Pesparani III bertepatan dengan tahun politik, yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden secara serentak pada 14 Februari 2024 serta Pemilu Kepala Daerah pada November 2024.
“Pesan utama Pesparani III ialah bahwa sekeras apa pun pertarungan politik di ajang pesta demokrasi tahun 2024 mendatang, kita semua rakyat Indonesia, harus menjaga Pancasila. Sebab, dengan menjaga Pancasila, kita sesungguhnya menjaga Indonesia,” ujar Sebastian Salang yang juga aktivis dan pengamat politik.
Ketua Umum Panitia Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III Sebastian Salang menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI Romo Hans Jeharut, Pr seusai berbicara dalam Dialog Kebangsaan bertajuk “Bersatu Merajut Kebersamaan Dalam Keberagaman Memerkokoh Karakter Keindonesiaan Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila” di Hotel Novotel, Mangga Dua Quare, Jakarta, Senin (30/10). Friederich Batari/JPNN.com
Koordinator Bidang Seminar Silver Lake menjelaskan rumusan tema Dialog Kebangsaan mengacu pada tema Pesparani III Tingkat Nasional “Kebersamaan dalam Keberagaman”.
“Pesparani Katolik Tingkat Nasional III di DKI Jakarta, membahasakan perdamaian dan mengusung Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia dalam segenap aktivitas seni budaya, baik secara lomba maupun non-lomba,” ujar Silver.
Lebih jauh, dosen Universitas Bina Nusantara ini menyebut, pihaknya lebih memilih bentuk kegiatan Dialog Kebangsaan ketimbang seminar agar suasananya lebih hidup dan menarik ketimbang seminar yang cenderung serius.
“Untuk itu, kami mengundang sejumlah tokoh sebagai narasumber, mulai dari akademisi, pejabat pemerintahan, praktisi seni budaya, beberapa tokoh lintas agama, dan perwakilan generasi milenial,” ungkap Silver Lake.
Apalagi, peserta seminar lebih banyak menghadirkan generasi milenial dan generasi Z dari sejumlah kampus di Jabodetabek,” pungkas Silver.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari