jpnn.com, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan menggelar Festival Kuliner Pendamping Beras sebagai rangkaian perayaan HUT Ke-49 Partai.
Dalam festival itu, PDIP menampilkan sejumlah makanan khas nusantara berbahan lokal yang bisa menggantikan beras.
BACA JUGA: Jelang HUT Ke-49 PDIP, Megawati Soekarnoputri Tulis Pesan Ini untuk TPDI
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan festival kuliner itu diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Para peserta akan memamerkan langsung kreativitasnya mengolah bahan makanan pendamping beras.
BACA JUGA: Soal Calon Gubernur DKI Jakarta, Begini Sikap PDIP
Dalam kompetisi yang digelar Jumat (7/1) hingga besok itu, para peserta dibagi dalam lima kategori, yakni kreasi appetizer, main course, dessert, snack, dan soup.
Dewan Juri perlombaan itu dipimpin oleh Samuel Wattimena.
BACA JUGA: PDIP Sebut Nama Kasetpres Heru Budi Sebagai Pj Gubernur DKI 2022-2024
Hasto hadir di lokasi bersama Ketua DPP PDIP Wiryanti Sukamdani dan Sri Rahayu.
Mereka berkeliling mengunjungi setiap stan peserta.
Tampak setiap grup menerima sambil memasak makanan kreasi yang disiapkan.
Hasto Kristiyanto juga sempat mencicipi makanan khas Kabupaten Minahasa Utara, yakni ongol-ongol singkong.
Selain itu, Hasto juga mencoba kue lumpur sukun khas Kota Bekasi.
"Membangun badannya itu kan diperlukan asupan makanan yang bergizi. Karena itulah ada 10 makanan pendamping beras yang dilombakan pada hari ini," ujar Hasto di pelataran Gedung Sekolah Partai, Lentengagung, Jakarta Selatan.
"Dengan mengundang para juri dari chef profesional yang diharapkan dapat menggerakkan semangat Indonesia Raya yang berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan," sambungnya
Politikus asal Yogyakarta itu menjelaskan festival kuliner ini menjadi penting karena sesuai dengan tema perayaan HUT PDIP, yakni "Bangunlah Jiwa dan Badannya untuk Indonesia Raya".
PDIP ingin terus menggelorakan semangat optimisme, membangun jiwa, dan badan yang sehat, khususnya dalam masa pandemi tahun ketiga.
Hasto menyampaikan bahwa Indonesi adalah negara kaya.
Berbagai bahan makanan yang tersedia bisa diolah dan dikonsumsi. Ada talas, pisang, sukun, sagu, singkong, dan lain-lain.
"Yang didorong adalah semangat untuk berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan, untuk kita lebih percaya kepada sumber pangan yang bisa didapatkan dari lingkungan sekitar kita daripada pangan impor," ujar Hasto.
PDIP juga mendorong 10 bahan pendamping beras ini memiliki nilai keekonomian yang tinggi.
Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk dikomersialkan.
Apa lagi di tengah pandemi, hal intu menjadi potensi bagi masyarakat dari sisi nilai ekonominya.
"Kembali kepada makanan yang ramah lingkungan, yang bisa kita produksi sendiri dan di dalam makanan mengandung sains, visi, dan seni bagi kita untuk mencicipi dan berkreasi atas makanan nusantara yang begitu luar bisa. Agar kita juga tidak sedikit-sedikit impor beras," urai Hasto.
Lebih jauh, Hasto juga mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong Pemerintah, lewat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memperbanyak kreasi pangan guna memperkuat kedaulatan pangan.
Sebab bagi PDIP, kedaulatan pangan berbeda dengan ketahanan.
PDIP lebih memilih kedaulatan pangan, yang berarti Indonesia harus bisa memproduksi sendiri bahan pangan, tak melulu impor.
"Itu harus didukung oleh riset yang banyak dan kuat," kata Hasto.
Ketua DPP PDIP Wiryanti Sukamdani menjelaskan ada 305 orang peserta dalam festival kuliner ini.
Hari ini akan dipilih para pemenangnya. Sementara esok hari, akan diadakan pameran kuliner dari seluruh Indonesia, yang dibuat dari bahan 10 pendamping beras.
Acara ini pun diikuti dari 34 provinsi.
"Kami juga menulis buku khusus kuliner nonberas atau makanan pendamping beras yang jumlahnya di atas 550 menu dan itu tidak hanya enak, tetapi harus murah dan bergizi. Gizinya kami ukur juga. Buku ini meneruskan karya buku Bung Karno yang berjudul Mustika Rasa, dan buku kali ini khusus pendamping beras. Itu semua kami lakukan dalam HUT," urai Wiryanti. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenderal TNI Datangi Ponpes Habib Bahar, Kapitra PDIP Ingatkan Adab Memuliakan Tamu
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Fathan Sinaga