jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar Simposium Nasional Implementasi Penyusunan Kebutuhan Jabatan Fungsional Pengantar Kerja di Jakarta, Rabu (17/5)
Kegiatan yang diikuti 100 peserta secara luring dan seribu peserta secara daring itu bertujuan meningkatan layanan antar kerja bagi masyarakat.
BACA JUGA: Kemnaker-Hyundai Jajaki Kerja Sama Pengembangan Pelatihan Teknisi Kejuruan Kendaraan Listrik
Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kemnaker Suhartono menyampaikan penyusunan kebutuhan Pengantar Kerja sangat penting untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang sesuai dengan visi dan misi Kemnaker.
"Menyusun kebutuhan Pengantar Kerja adalah langkah kritis dalam manajemen sumber daya manusia karena memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan operasional dan pencapaian tujuan organisasi," kata Dirjen Suhartono.
BACA JUGA: Kumpulkan Stakeholder, Kemnaker Serap Aspirasi RUU PPRT Sebelum Diajukan ke DPR RI
Dia membeberkan sejumlah manfaat yang bisa dihasilkan jika Pengantar Kerja mencukupi, yaitu peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan produktivitas, pengurangan beban kerja, pengembangan potensi pegawai, dan retensi dan motivasi pegawai.
"Melalui penyusunan kebutuhan Pengantar Kerja yang baik, kami akan dapat memperoleh pegawai-pegawai yang sesuai dengan kebutuhan instansi," terangnya.
Penyusunan kebutuhan Pengantar Kerja yang baik juga bertujuan meningkatkan produktivitas, dan menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik dan akan berdampak pada penurunan laju tingkat pengangguran di Indonesia.
Salah satu pembicara simposium, Asisten Deputi Perancangan Jabatan, Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur Kementerian PAN-RB Aba Subagja menyampaikan dalam membahas penyusuan kebutuhan pegawai maka harus juga dilakukan pemetaan.
"Karena pemetaan menjadi penting, maka kami harus mengenali postur dari organisasi kami. Berapa sih kebutuhannya, karena kalau kita bicara Analisa Jabatan (Anjab) dan Analisa Beban Kerja (ABK) orangnya pasti kurang terus karena kami tidak pernah bicara peta kebutuhannya segini loh," papar Aba. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi