Gelar Wayangan Malam-malam, PDIP Singgung Luhut Cs Pewacana Penunda Pemilu

Sabtu, 19 Maret 2022 – 23:57 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri pentas wayang dengan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu” di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3) malam. DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDI Perjuangan (BKNP PDIP) bekerja sama dengan Paguyuban Wayang Orang Bharata menggelar pentas dengan lakon “Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”.

Lakon ini ditujukan demi merefleksikan wacana penundaan pemilu dan pengingat bagi elite politik untuk setia pada ideologi Pancasila dan konstitusi.

BACA JUGA: Kang Mochtar Ingatkan Kader PDIP, Jangan Terkecoh Data Luhut Binsar

Seperti diketahui, ada sejumlah elite negara yang menyuarakan pentingnya penundaan pemilu. Misalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan yang mengeklaim sebuah data yang menunjukkan 110 juta akun media sosial masyarakat Indonesia ingin menunda pemilu.

Wacana penundaan pemilu juga disuarakan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, diikuti oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

BACA JUGA: Luhut Binsar Klaim Rakyat Tak Tertarik Pemilu, Politikus PDIP Singgung Sejarah Orba

“Skala prioritas saat ini adalah bergotong royong membantu rakyat terutama recovery ekonomi akibat pandemi. Wacana penundaan Pemilu menciptakan persoalan ketata negaraan yang tidak perlu,” ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (19/3) malam.

Lakon Satra Jendra sengaja dipilih sebagai pengingat kader PDIP bahwa politik kekuasaan yang dijalankan dengan mengedepankan moral, kebenaran, dan juga setia pada tatanan pemerintahan yang baik.

BACA JUGA: Kapitra PDIP Mengkritik Luhut Main Telepon saat Jokowi Berpidato, Ruhut Balas Begini, Keras

Hasto menceritakan lakon ini menampilkan tokoh Begawan Wisrawa, sosok teruji dan memiliki daya spiritualitas yang begitu tinggi, begitu bijak, dan mampu menjadi pengayom. Namun dalam seluruh keistimewaannya itu, Begawan Wisrawa tetaplah manusia biasa, yang seringkali tidak berdaya oleh bujuk rayu kekuasaan.

Sastra Jendra menjadi bingkai modal untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan,” jelas Hasto.

Menurut politikus PDIP itu, Sastra Jendra dikenal dengan kerendahan hati, penuh kepasrahan, dan dengan kematangan akal budi. “Begitu pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tata pemerintahan negara harus dijalankan oleh pemimpin dengan karakter yang sama. Tanpanya, Sastra Jendra bisa mendatangkan celaka," kata Hasto.

Alumnus UGM itu menyadari amandemen konstitusi memang tidak sepenuhnya sempurna mengingat dilakukan pada masa krisis. Namun yang terpenting saat ini ialah membantu rakyat, bergerak ke bawah guna mempersiapkan Pemilu Serentak pada 14 Februari 2024.

Hasto menambahkan perubahan mendasar penundaan pemilu, mengingat implikasinya yang sangat luas, dapat dianalogikan pada cerita Sastra Jendra di atas.

Di sisi lain, Hasto meminta kader partainya mengingat pesan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk taat pada Pancasila dan konstitusi.

"Yang paling penting ialah spirit penyelenggara pemerintahan untuk mewujudkan negara gotong royong dan mewarisi banyak khasanah kebudayaan yang membuat hidup masyarakat aman, damai, dan tenteram tanpa diributkan oleh ide-ide yang dari sisi momentum politik yang sebenarnya sangat tidak tepat,” urai Hasto.

Sebagai warga bangsa, kata Hasto, semua pihak seharusnya mengikuti seluruh aturan, ruh, dan jiwa konstitusi. Semua memahami bahwa amandemen I-IV UUD 1945 pada awal 2000-an memang belum sempurna. Namun saat ini, tak tepat jika amandemen dilakukan demi penundaan pemilu.

Dia berharap pementasan lakon Sastra Jendra ini semakin menyadarkan semua pihak untuk membangun benteng morel di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk setia pada konstitusi. “Dan dalam menjalankan konstitusi itu kita diingatkan betapa pentingnya ideologi Pancasila untuk terus menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Hasto.

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual dari kediamannya di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masalah Minyak Goreng, Mufti PDIP Sebut Kemendag seperti Macan Ompong


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler