jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Jawa Barat Mochtar Mohamad meminta seluruh kadar tak terkecoh data yang dimiliki Luhut Binsar Pandjaitan tentang rakyat Indonesia yang tidak tertarik pelaksanaan Pemilu 2024.
Sebab, kata dia, pemerintah bersama DPR RI, KPU, dan Bawaslu sudah memutuskan pemungutan suara Pemilu 2024 dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
BACA JUGA: Jadi Korban Pelecehan, Citra Andy Mengadu kepada Jokowi dan Hotman Paris
Terlebih lagi, kata dia, temuan SMRC yang dirilis 17 Maret 2022 menyatakan sebanyak 84,4 persen pengguna sosial media justru menolak pemilu ditunda.
"Jadi, big data yang dipakai LBP (Luhut Binsar Pandjaitan, red) itu apa dan dari mana" tanya Mochtar dalam keterangan persnya, Jumat (18/3).
BACA JUGA: Big Dusta
Eks anggota DPRD Kota Bekasi itu kemudian meminta mesin PDIP terus mempersiapkan Pemilu 2024.
Pelatihan, penggalangan, dan penguasaan teritorial para kader PDIP hingga anak ranting yang sedianya digelar pada April 2022, harus tetap terlaksana.
BACA JUGA: Utusan dari Mesir Datang ke Istana, Ada Permintaan Khusus Kepada Jokowi, Apa Itu?
"Pelatihan tersebut dilakukan sesuai dengan Renstra Pemilu 2024 baik persiapan Pilpres Pileg dan Pilkada 2024," ujar Mochtar.
Dirinya juga mengingatkan seluruh kader PDIP tetap menyosialisasikan capres dan cawapres dari parpol berlambang Banteng itu.
"Tentunya kawan-kawan sudah bisa mensosialisasikan capres/cawapres berasal dari Kader Partai. Seperti Mbak Puan Maharani, Mas Ganjar Pranowo," kata Mochtar.
Di sisi lain, mantan Wali Kota Bekasi itu meminta Luhut ke depan bisa fokus mencegah pencurian kekayaan laut Indonesia dan mendorong para investor untuk investasi di IKN Nusantara, ketimbang mengurusi Pemilu 2024.
"Isu penundaan pemilu merugikan Presiden Jokowi dan terkesan LBP mencampuri urusan mentri di luar tupoksinya. Ada persepsi Mentri segala urusan, bahkan terkesan mendikte Presiden Jokowi," tutur Mochtar. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Elemen Masyarakat, KOBAR Deli Serdang Deklarasi Dukungan kepada Jokowi
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan