jpnn.com - Kehidupan malam di Kota Bandung diwarnai aktivitas ‘jajanan maksiat’. Varian sajian kupu-kupu malam pun kian beragam.
Balutan prostitusi terselubung masih berupa panti pijat alias spa. Berikut keanekaan ragamnya.
----
Linda (22) tampak begitu menantang malam itu. Memakai lingerie merah maron, dia sengaja tak menggerai rambut lurusnya ke depan.
BACA JUGA: Susahnya Hadirkan Terdakwa Kasus SMAK Dago di Persidangan
Tapi dia simpulkan ke belakang, sembari membusungkan dada. Bibirnya terus menyungging sambil sesekali melayangkan tatapan centil.
Persoalannya, yang berdiri membanjar di depan tak hanya Linda. Sewaktu itu, ada sekitar 15 perempuan lain yang juga tak kalah seksi dengan setelan ‘kostum’ yang nyaris sama.
BACA JUGA: Express Air Buka Penerbangan Langsung Bengkulu-Bandung
Mereka terbagi ke dalam empat kelompok. Masing-masing kelompok diisi tiga-empat perempuan.
Penamaan kelompok dibuat berbeda, yakni Ruby, Saphire, Emerald dan Diamond. Nama kelompok yang disebut pertama (Ruby), memiliki tarif pelayanan paling murah.
BACA JUGA: Jokowi Kunjungi Bandung untuk Resmikan Jalan Tol Baru
Cuma Rp350 ribu. Berturut-turut; Saphire Rp450 ribu, Emerald Rp550 ribu dan Diamond Rp900 ribu.
Malam itu, Linda berada bersama tiga perempuan lain di ujung kanan barisan Emerald. Tak ingin berlama-lama memilih, telunjuk pun mengarah ke janda muda asal Tasik tersebut.
Tak lama nomor kamar pun disebut perempuan yang menjadi tim leader, dan aktivitas haram pun berlangsung sedemikian lancar dan amannya.
Begitulah denyut prostitusi di panti pijat ekslusif yang bertengger di lantai 4, Kompleks Ruko Banceuy Permai.
Dari malam ke malam, bisnis esek-esek di LR Exclusive Men’s Spa tak pernah sepi. Status LR sebagai penyedia jasa pijat untuk kebugaran pria, hanyalah topeng lusuh guna menutupi kegiatan haram mereka selama ini.
Lebih dari lima tahun masyarakat dan pemerintah Kota Bandung sejatinya tahu hiruk pikuk esek-esek berlokasi di episentrum kota tersebut.
“Kadang ada (oknum) pejabat juga kok yang datang pijat di sini,” cetus Linda sembari mengisi bathup dengan air hangat guna memulai prosesi plus-plusnya.
Hasil penelusuran Radar Bandung (Jawa Pos Group), sedikitnya ada 26 arena prostitisi berbalut pijat dan spa di Kota Bandung.
Dan nyaris semuanya menawarkan beragam kepuasan berikut kemurahan dan kemudahan bagi para hidung belang.
Di malam yang sama, sekitar 1 kilometer dari LR ke Kota Bandung bagian barat, wartawan Radar Bandung juga mendapati sajian plus-plus khas “Dreamland Spa and Massage”.
Lokasi pijat plus-plus ini berada di kawasan Cibadak, sekitar 300 meter dari Masjid Agung Bandung.
Bangunan “Dreamland Spa and Massage” nampak mencolok. Dari luar, tampak ornamen lampu neon memancarkan cahaya biru yang temaram.
Jika melihat brosur resminya, Dreamland menyediakan fasilitas pijat terdiri dari kelas standar, deluxe, VIP, dan suiteroom.
Fasilitas lain yang tersedia di antaranya, kolam berendam air panas, kolam berendam air dingin, sauna, fitness center dan massage.
Tiba di depan pintu utama gedung itu, pintu kaca hitam terbuka otomatis. Salah seorang petugasnya mempersilahkan masuk dan diarahkan ke bagian resepsionis.
Di situ, transaksi dimulai dengan diberikannya kunci serta nomor loker room, berikut gelang karet sebagai tanda klien. Setelah itu, seorang petugas mengantar tamu menuju loker, dan meng-guide untuk layanan-layanan selanjutnya.
Saat menikmati resapan air hangat di pori-pori kulit, seorang perempuan berpenampilan menarik menghampiri.
Namanya Uzi (bukan nama sebenarnya) berusia 34 tahun, asal Purwakarta. Dia mengaku sudah bekerja di situ selama empat tahun.
"Kalau mau full (plus-plus) sih langsung aja ke orangnya mas, tapi biasanya harganya sekitar 300 ribu hingaa 500 ribu," kata Uzi, sambil menambahkan uang tips untuk layanan plus-plus itu tergantung kesepakatan klien dengan pemijat plus-plus itu.
Prosesi prostitusi mulai berlangsung di lounge. Di sini, tamu bisa memilih tipe ruangan dan terapis perempuan.
Berbeda dengan panti pijat LR, pemilihan perempuan di “Dreamland Spa and Massage” tidak lagi menggunakan sistem kontes.
Tamu dipersilahkan memilih dari album foto bersampul hitam. Isinya, ada 34 foto wajah dan penampilan terapis, berukuran 4R, berikut nomer kode mereka.
Selanjutnya, seorang karyawan mengantar memasuki kamar di lantai dua bangunan tersebut. Kamar VIP itu berukuran 4 x 6 meter. Ada TV, AC, kamar mandi serta satu set tempat tidur lengkap dengan besi penahan berat tubuh untuk shiatsu.
Tak lama menunggu, Sarah, 24 tahun, perempuan yang dipesan dari album itu masuk. Dia tersenyum, rambutnya tergerai. Lalu, mengulurkan tangan,berkenalan.
Mengaku telah punya dua orang anak, namun penampilan Sarah tak kehilangan daya tarik bagi lelaki yang memandangnya.
Basi-basi perkenalan itu ditutup oleh permintaan Sarah untuk menanggalkan seluruh pakaian. Sekejap kemudian, jari-jari lentik Sarah membalurkan cream massage berwarna putih tanpa aroma, lembut memijat setiap jengkal tubuh yang tanpa busana.
"Dulu sih memakai wewangian, tetapi karena rata-rata pengunjung sudah punya istri, jadi mereka yang minta creamnya tidak memakai wewangian," ungkap Sarah.
Setelah beberapa saat merasakan sensasi “digelitik” jari-jari nan lentik itu, dengan sedikit kerlingan mata penuh arti, Sarah lalu menawarkan dua bentuk layanan pijat; “Pijat Sehat” atau “Boddy Massage”.
Setiap tamu sudah maklum dengan kedua istilah itu. “Kalau menawarkan pijat sehat, itu artinya bagian-bagian vital laki-laki dipijat hingga tuntas,” ujar Rudi, (bukan nama sebenarnya) salah seorang langganan tempat itu, saat berbincang di ruang tunggu lounge.
“Kalau boddy massage, itu artinya, dipijat oleh tubuhnya yang tanpa busana, menempel dan bergerak-gerak di tubuh pelanggan. Selanjutnya ya terserah,” tambahnya, sambil terkekeh.
Di tempat lain di kawasan Jalan Asia Afrika, hal yang sama ditemukan oleh siapapun yang memang ingin mencari ‘nikmat’ di tempat spa dan massage.
Dari album foto, dipilih Keukeu (bukan nama sebenarnya). Berusia 27 tahun, dia baru 5 bulan bekerja di situ. Jam kerjanya sejak sore hingga lewat dini hari.
“Sehari rata-rata saya layani 3 sampai 4 orang tamu. Ada yang baik tapi ada juga yang sombong. Yah gimana lagi atuh da butuh," ujar perempuan yang mengaku tinggal di Cimahi.
Keukeu mengaku, penghasilannya maksimal Rp 2,7 juta, tergantung jumlah tamu yang dilayani. Tak ada gaji pokok. Sekali melayani tamu, ia menerima honor Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu.
Namun Keukeu kerap mengantongi uang Tips. "Kalau ngasih uang tips (tambahan) bisa ketutup, tapi kalau nggak ya cuma dapet dari room aja," ucapnya.
Itulah mengapa Keukeu tak segan menerima permintaan full service. Dengan Rp 350 sampai Rp 500 ribu, tamu akan dapat layanan short time, bersama Keukeu. Namun pandai-pandailah merayu Keukeu. Sebab tak semua tamu bisa mendapat layanan plus darinya.
"Terus terang, gak semua tamu saya layani lebih. Kalau saya tidak mau ya saya bilang tidak bisa. Tapi kalau saya suka sama tamunya, ya saya layani," ujar Keukeu yang punya impian menikah dengan lelaki mapan ini.
Para tamu yang datang ke berbagai tempat spa tentu saja memang mencari hiburan dan sensasi kenakalan. Jika ingin dipijat kebugaran, tentu bukan spa dan massage tempatnya.
Sunarya (bukan nama sebenarnya), 37 tahun, karyawan swasta di Bandung mengungkap, sudah jadi kebiasaannya ke tempat spa dan massage. "Pasti refreshing lah, mumpung awal bulan dan sebulan sekali," jelas pria yang agak botak itu.
Menurutnya, tidak sulit mencari Spa dan massage di Bandung. Rata-rata tempat tersebut menawarkan fasilitas standar spa dan pijat. Tapi kata dia, fasilitas plus-plus selalu ada di tempat itu. Baik ditawarkan langsung, maupun diam-diam.
Saat hal ini dikonfirmasi, resepsionis Dreamland Spa and Massage, Yuli menuturkan, manager dan humas memintanya untuk berbicara kepada Radar Bandung.
Kata Yuli, pihaknya tidak menyediakan jasa pijat plus-plus. “Kita tidak menyediakan jasa seperti itu Pak, kita hanya menyediakan jasa pijat tradisional, serti shiatsu,” kata Yuli, Jumat (08/12).
Jika memang ada fakta layanan plus-plus, kata Yuli, itu dilakukan oleh pihak ketiga di Dreamland Spa and Massage.
“Itu di luar pihak kami ya pak, manajemen kami (Dreamland Spa and Massage) sudah melarangnya. Kami tidak bertanggung jawab, itu risiko mereka sendiri,” tuturnya.
Jika ada karyawannya yang menyediakan jasa plus-plus, kata Yuli, risikonya diberhentikan. “Namun selama ini belum pernah ada kejadian seperti itu,” jelasnya.
Fakta dan pengakuan memang tidak harus selalu sama. Semuanya kembali kepada pilihan kita masing-masing. Toh, seperti kita tahu, prostitusi adalah bisnis tertua sepanjang sejarah manusia.
Selalu tersaji dengan bentuk dan kemasan yang berbeda-beda dari zaman ke zaman. (tim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belasan Ribu Suporter PSMS Tiba di Bandung
Redaktur : Tim Redaksi