Geliat Produk Hortikultura di Kabupaten Janeponto

Kamis, 20 September 2018 – 20:30 WIB
Petani bawang merah. Foto: dok. humas Kementan

jpnn.com, SULAWESI SELATAN - Kabupaten Jeneponto merupakan penghasil terbesar kedua komoditi bawang merah setelah Enrekang. Bawang dari daerah ini sudah dipasarkan antar pulau seperti Kalimantan dan Kendari. 

Kabupaten Jeneponto adalah salah satu daerah tingkat II di Propinsi Sulawesi Selatan dengan kondisi tanah (topografi) pada bagian utara terdiri dari dataran tinggi dengan ketinggian 500 – 1.400 mdpl.  Dengan kondisi tanah seperti ini sangat cocok untuk mengembangkan sayuran seperti bawang merah, cabai, wortel, kentang, kubis dan buncis.  Selain itu komoditi buah seperti mangga dan markisa dataran rendah.

BACA JUGA: Menunggu Data BPS untuk Masalah Impor Beras

"Namun masih terkendala  permodalan dan alat mesin pertanian seperti cultivator.  Saat ini satu unit cultivator untuk satu petani. Berarti satu cultivator untuk 5 ha lahan.  Terdapat tujuh orang penangkar benih bawang merah dan sudah menerima permintaan dari Kabupaten Takalar, Gowa, Bone, Maros, Pinrang, Barru dan Enrekang," kata Kepala Bidang Hortikultura Kabupaten Jeneponto Ahmad.

Selain bawang merah komoditi andalan di kabupaten ini adalah cabai. Nilai produksinya mencapai 139 ton per bulan. Cabai ini sudah dipasarkan sampai ke supermarket di Kota Makassar bahkan sudah diekspor ke Singapura.

BACA JUGA: Saat Rupiah Melemah, Mentan Genjot Ekspor

Abdul Rahman, salah seorang petani andalan di Desa Bontotiro, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto telah mengembangkan bawang merah dataran tinggi dan cabai. Budidaya bawang merah di desa ini sudah menerapkan pertanian ramah lingkungan.  

"Budidaya bawang merah di desa ini sudah menerapkan pertanian ramah lingkungan.  Bawang merah ini sudah melalui sertifkasi prima 3 dari Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Sulawesi Selatan dan sedang dipersiapkan untuk menuju prima 2," jelas Abdul.

BACA JUGA: IFAD Sepakat Danai Program Wirausaha Muda Indonesia

Selain itu juga Kelompok Tani Moncong Kallang 3 pada tahun 2018 mendapat program Pengembangan Desa Organik dari Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Perlindungan Hortikultura.  Petani di daerah ini berkomitmen memproduksi sayuran sehat, aman konsumsi, sehat untuk petani dan ramah lingkungan.

Kabupaten Jeneponto mempunyai potensi yang cukup besar untuk memproduksi sayuran organik,  petaninya mudah menerima edukasi dan inovasi. Tugas ke depannya adalah memperbaiki segi kemasan dan sarana olahan untuk pengembangan industri rumah tangga. 

"Harapan ke depannya dapat memperbaiki segi pengemasan. Sarana olahan juga masih dibutuhkan untuk pengembangan _home industri_. Diharapkan program sertifikasi seperti prima 3 dan 2, dan kedepan sedang mempersiapkan pertanian organik," terang Farida Diah, Kepala Dinas Hortikultura Dinas Pertanian dan Hortikultura Propinsi Sulsel. 

Lebih lanjut juga diperlukan adanya promosi lebih gencar tentang mutu produk  agar semua lapisan masyarakat dapat menyadari dan memahami pentingnya mengkonsumsi produk bermutu. Penting juga mengedukasi mengenadi dampak dari mengkonsumsi bahan kimia yang akan berbahaya bagi kesehatan.

Gubernur Sulsel yang baru dilantik Nurdin Abdullah dalam sambutan pertamanya mengatakan bahwa akan mengembangkan industri hilir pada pertanian. 

"Produksi sayuran di Sulawesi Selatan cukup melimpah, oleh karena itu diperlukan agar pada saat produksi melimpah dan harga rendah maka petani diharapkan masih dapat mendapatkan keuntungan dan nilai tambah melalui kegiatan pengolahan dan fasilitasi pemasaran antar pulau," jelas Nurdin.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Stabilisasi Harga Bawang dan Cabai


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler