Gelombang Panas Menggila, Spanyol Terbakar

Sabtu, 29 Juni 2019 – 16:27 WIB
Ribuan hektare lahan dan hutan di Catalunya, Spanyol, terbakar akibat gelombang panas yang menerpa Eropa. Foto: AP

jpnn.com, TARRAGONA - Gelombang panas di Spanyol berdampak luar biasa. Sekitar 6.500 hektare lahan dan hutan terbakar di Tarragona, Catalunya, Kamis (27/6). Sekitar 400 pemadam, 12 unit mobil pemadam, kendaraan, dan pesawat-pesawat pengangkut air dikerahkan ke lokasi. Sebanyak 53 orang yang rumahnya dekat dengan titik api juga sudah dievakuasi.

"Kami menghadapi kebakaran serius dalam skala yang belum pernah kami lihat dalam 20 tahun terakhir," cuit Menteri Dalam Negeri Wilayah Catalunya Miquel Buch di akun Twitter-nya.

BACA JUGA: Gelombang Panas Menyerang, Warga Jerman Berkeliaran Tanpa Busana

Petugas pemadam kebakaran meminta penduduk untuk tak keluar rumah serta menutup pintu dan jendela rapat-rapat agar tidak menghirup asap. Proses pemadaman sulit karena suhu tinggi akibat gelombang panas yang kini melanda Eropa.

Spanyol juga sudah mencatat satu kematian akibat cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. Seorang remaja 17 tahun yang bekerja untuk memanen di perkebunan Andalusia terkena heatstroke alias sengatan panas.

BACA JUGA: Prancis Liburkan Puluhan Sekolah karena Gelombang Panas

BACA JUGA: Gelombang Panas Menyerang, Warga Jerman Berkeliaran Tanpa Busana

Pemuda itu tiba-tiba merasa kepanasan saat bekerja. Dia lantas berenang di kolam, tapi malah mengalami kejang-kejang saat keluar. Remaja tersebut sudah dilarikan ke rumah sakit di Cordoba. Sayang, nyawanya tak tertolong.

BACA JUGA: Eropa Diterpa Gelombang Panas, Paris Siapkan 900 Tempat Mengadem

Di Villevieille, Prancis, suhu udara kemarin (28/6) mencapai 45,2 derajat Celsius. Itu adalah suhu tertinggi yang pernah tercatat. Rekor sebelumnya adalah 44,1 derajat Celsius pada 2003. Kala itu ribuan orang meninggal di Prancis karena udara yang ekstrem tersebut.

Sementara itu, panas yang berkepanjangan juga mengakibatkan krisis air di India. Di Chennai, air keran sudah tidak mengalir. Penduduk harus mengantre untuk memompa air sumur sejak dini hari. Gara-gara berebut antrean, seorang perempuan ditusuk dengan pisau.

"Situasinya saat ini benar-benar menyiksa mental," ujar Vani, salah seorang penduduk, seperti dikutip The Guardian. Gara-gara antrean tersebut, dia harus membuka salon kecantikannya menjelang tengah hari.

Pakar air di World Resource Institute, India, Samrat Basak menyatakan bahwa kota-kota lain seperti Bangalore, Hyderabad, dan Delhi sebentar lagi akan mengalami hal serupa. Penduduk empat kota itu sekitar 60 juta orang.

Sekitar 100 juta penduduk India terancam mengalami krisis air. Berdasar laporan penelitian oleh NITI Aayog, air tanah di 21 kota-kota besar di India akan kering tahun depan. Sekitar 40 persen suplai air penduduk berasal dari air tanah. (sha/c7/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fernando Torres Gantung Sepatu


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler