Gelombang Tinggi, Nekat Melaut demi Dapur Ngepul

Sabtu, 28 Juli 2018 – 08:14 WIB
Salah seorang nelayan tengah bersiap melaut meski prediksi gelombang masih tinggi kemarin (27/7). Foto: Sugeng Dwi Nurcahyo/Radar Pacitan/JPNN.com

jpnn.com, PACITAN - Para nelayan di Pacitan, Jatim, galau menghadapi fenome gelombang tinggi dan angin kencang di pantai selatan Jawa. Tinggi gelombang yang mencapai tujuh meter jelas mengancam nyawa jika nekat berlayar.

Sebaliknya, jika hanya berdiam saja, dapur mereka terancam tak bisa mengepul. Tak sedikit yang nekat mengangkat jangkar dan melaut. ’’Mau gimana lagi, kalau tidak melaut tidak dapat uang,’’ kata Suep Mawardi, salah seorang nelayan Tamperan.

BACA JUGA: Ombak Setinggi 1,5 Meter, Jangan Melaut Hari Ini

Suep mengaku, sudah sepekan dirinya tak melaut lantaran gelombang tinggi. Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya hanya mengandalkan hasil tangkapan dari memancing di tepi dermaga dan sungai Tamperan.

Tentu saja, jumlah tangkapan tak sebanyak ketika pergi menggunakan kapal. ’’Kalau memancing di pinggir hanya buat lauk saja, tak cukup kalau dijual,’’ akunya.

BACA JUGA: Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat disertai Petir, Waspadalah!

Jumat (27/7) dirinya memberanikan diri nekat melaut. Suep mengaku, hari itu ketinggian gelombang di sekitar dermaga lebih stabil dibanding hari-hari sebelumnya. Gelombang berkisar setengah meter. Pun jika dibandingkan hari sebelumnya, ketinggian gelombang mencapai tiga hingga empat meter.

’’Tapi tidak berani ke tengah, hanya beberapa mil dari dermaga. Karena kalau di tengah, gelombang masih tinggi,” jelas Suep.

BACA JUGA: Gelombang Tinggi Sangat Berbahaya Terjadi di Perairan ini

Meski tergolong memaksakan peruntungan, namun hasil yang didapatnya tak setimpal. Suep mengaku hanya mendapat tiga hingga empat kilogram ikan. Padahal, dirinya berangkat sejak pagi buta. Dia menuding, gelombang tinggi di perairan serta arus air yang kuat membuat ikan berenang mencari lokasi lebih tenang.

Jika dibandingkan dengan saat cuaca mendukung, penurunan tangkapan mencapai sepuluh kali lipat. ’’Bisanya paling sedikit dua puluh kilo. Tapi dapat segini, kalau dijual paling dapat beberapa ribu saja. Mending dibuat lauk,” jelasnya.

Kuatnya arus juga diakuinya membuat jaring miliknya sulit ditebar. Jaring bakal menggulung dan melilit sendiri saat ditebar. Sementara, tangkapan dari hasil pancingan juga tak sebagus biasanya. Meski tangkapan tak maksimal, namun Suep mengaku bakal kembali melaut hari ini.

Pasalnya, jika tak berlayar, bakal mengganggu roda ekonomi keluarganya. Pun dirinya mengaku tak memilki keahlian dan pekerjaan lain untuk mengganti sementara. ’’Besok (hari ini, Red) melaut lagi, lebih ke tengah mungkin agar dapat banyak ikan,” ungkap Suep.

Hal berbeda dilakukan Tarmuji, nelayan lainnya. Dia memilih menyandarkan ke dermaga menunggu gelombang reda. Pasalnya, jika memaksa melaut pun, hasil tangkapan tak bakal maksimal lantaran gelombang.

Meski senada dengan Suep, menurut Tarmuji gelombang siang itu dirasanya lebih santai ketimbang beberapa hari terakhir. ’’Sementara absen dulu, sekalian perbaiki jaring yang rusak,” kata Tarmuji. (mg6/c1/ota)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, Gelombang Tinggi 5 Meter Masih Terjadi Sampai...


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler