jpnn.com - PROGRAM beasiswa pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terus digenjot oleh Pemkab Banyuwangi. Setelah mempunyai program Banyuwangi Belajar dan Banyuwangi Cerdas untuk menjangkau pelajar dari SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/SMK/sederajat, hingga mahasiswa, kini kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu meluncurkan beasiswa untuk para penyandang disabilitas.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pendidikan merupakan hak setiap anak. Untuk itulah, mulai 2014 Pemkab Banyuwangi menganggarkan dana beasiswa bagi penyandang disabilitas berprestasi. “Kami fasilitasi beasiswa kuliah sampai selesai, dengan jurusan sesuai minat dan potensi. Ini bagian dari affirmative policy dan affirmative action agar ke depan ada kesetaraan kemampuan bagi semua warga tanpa memandang keterbatasan fisik,” kata bupati berusia 41 tahun itu.
BACA JUGA: Serangan Hama Ancam Target Serapan Beras
Anas mengatakan, beasiswa yang diberikan meliputi biaya pendidikan dan biaya hidup. Bagi yang memiliki prestasi apapun baik akademik, seni dan lainnya bisa mendaftar untuk mendapatkan beasiswa ini melalui sekolah dan desa atau lembaga terkait. Beasiswa ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM untuk menghadapi persaingan global.
"Untuk alokasi awal, kami siapkan Rp 150 juta. Akan kami tambah terus, pokoknya anak-anak penyandang disabilitas harus terpenuhi hak pendidikannya. Pendidikan untuk semua, education for all, tanpa memandang latar belakang SARA dan keterbatasan fisik,” ujar Anas yang pernah menempuh studi singkat ilmu kepemerintahan di Harvard Kennedy School of Government, Amerika Serikat.
BACA JUGA: Minta Perbatasan RI-PNG Dilengkapi Alat Detektor
Selain beasiswa, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi para penyandang disabilitas. Di antaranya yang sudah berjalan adalah pelatihan memijat bagi penyandang tuna netra serta pemberian materi tentang usaha ekonomi produktif. “Setelah lulus pelatihan, mereka akan ditempatkan di obyek wisata pantai untuk menyediakan jasa pijat bagi wisatawan di payung wisata yang telah disediakan. Ini bekal bagi kemandirian ekonomi para penyandang tuna netra,” ujar Anas.
Bupati Anas berharap ada sinergi yang baik antara berbagai stakeholder baik pemerintahan daerah maupun pihak swasta dalam membantu penyandang disabilitas Banyuwangi yang jumlahnya mencapai 4.453 orang.
BACA JUGA: Rumah Wabup Bone Dilempari Ikan Busuk
"Upaya intervensi untuk penyandang disabilitas harus melampaui hal-hal yang bersifat charity atau amal, tapi sudah wajib berkonsep pemberdayaan atau empowerement, seperti beasiswa, pelatihan, dan penguatan ekonomi," papar Anas.
"Secara bertahap, kami ingin mengakhiri institusionalisasi anak penyandang disabilitas. Idealnya, penyandang disabilitas harus berkembang dengan pengasuhan berbasis keluarga dan rehabilitasi berbasis masyarakat, bukan seakan-akan dikotakkan dan dikucilkan dalam lembaga-lembaga khusus. Kami ingin melawan hal-hal yang merintangi inklusi masyarakat dalam berbagai bentuk, mulai dari bias gender, perbedaan SARA, dan latar belakang keterbatasan fisik," imbuh Anas.
Dia menambahkan, di beberapa tempat publik di Banyuwangi kini juga sudah mulai terdapat fasilitas penunjang bagi penyandang disabilitas. "Memang belum semua tempat publik sudah peka terhadap penyandang disabilitas. Tapi Banyuwangi sedang mengarah ke sana secara bertahap," pungkas Anas. (eri/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawaslu Sebar Materi Ceramah ke Masjid-masjid
Redaktur : Tim Redaksi