Gelontorkan Rp 20 Miliar untuk Anak dengan Kelainan Bawaan

Rabu, 16 Oktober 2013 – 19:35 WIB
Presedir PT Tempo Scan Pasific Handojo S Mulayadi (kiri) saat menjadi pembicara di Jakarta, Rabu (16/10). FOTO: ADRIANTO/INDOPOS

jpnn.com - JAKARTA -  Anak dengan kelaian bawaan masih menjadi perhatian Tempo Scan Pacific. Kali ini perusahaan yang dibentuk Handojo S Muljadi tersebut mengeluarkan dana Rp 20 miliar untuk program bantuan operasi ribuan anak kelainan bawaan di seluruh Indonesia. Kata Handojo, semua itu dilatarbelakangi oleh nilai-nilai perusahaan: Honest, Equality, usefulness, responsibilty dan perseverance.

“Core value’ yang paling penting adalah menjaga integritas, sesuai dengan bidang usaha yaitu farmasi, kosmetika dan distribusi, yang tanpa itu maka sebuah perusahaan tidak dapat berkomitmen penuh terhadap perjalanan bisnisnya”, kata Handojo S Muljadi, dalam suatu acara di Jakarta, Rabu 16 Oktober 2013.

BACA JUGA: Kikis Ego Sektoral di Tubuh TNI

Handojo menambahkan, dibutuhkan kesetaraan atau kesamaan dalam hal perbedaan gender, ras, agama, dan budaya. Di Tempo Scan Pacific, kata dia semua sama dan memiliki kemampuan yang sama. Di Tempo Scan Pasific kesaman itu ditunjukkan dalam jajaran direksinya. Yakni, delapan dari 12 direksi Tempo Scan Pacific adalah wanita.
 
Dukungan dari CSR Center berupa Program Sosial Indonesia Tersenyum (PSIT) dan bodrex Reaksi Cepat (bRC), menjadi jawaban nilai-nilai dalam tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan. Pendanaan kegiatan CSR ini berasal dari sebagian hasil penjualan produk, dan program berjalan terus berkesinambungan.
 
Pemerhati Sosial Agus Pambagioyang hadir pada acara yang sama mengatakan saat ini masyarakat sangat membutuhkan banyak program untuk mereka yang kurang beruntung. Program kemasyarakatan seperti ini hendaknya perlu didukung juga oleh pemerintah. “Pemerintah memiliki banyak program tapi kurang menyentuh yang bawah, sehingga diperlukannya peran swasta,” kata Agus.
 
“Di Amerika, CSR merupakan etika perusahaan yang dana operasionalnya berasal dari sebagian keuntungan. Sedangkan di Eropa, sama halnya, bedanya dana dari pemegang saham yang sudah dianggarkan dari awal pada saat RUPS” imbuhnya. Menurut Agus, sebuah program CSR harus berkesinambungan, bukan program jangka pendek semata, namun harus dilakukan dengan fokus dan minimal dilakukan selama 5 tahun, tidak hanya karyawan saja yang sehat, namun masyarakat sekitar juga harus sehat”,  tambah Agus.
 
“Kegiatan sosial sebuah perusahaan idealnya tidak berjalan sendiri, namun juga merangkul pihak-pihak lain sehingga program dapat berjalan menyeluruh dan menyentuh semua lapisan masyarakat, “ demikian penjelasan Agus.
 
Sementara itu Head of CSR Center Tempo Scan Pasific Iris A Herani mengatakan  CSR Center  terus berkomitmen untuk terus menghadirkan sisi cerah kehidupan masyarakat Indonesia, agar  masyarakat dapat lebih mudah memperoleh akses  bantuan layanan kesehatan mereka.
 
Dua anak peserta program “Indonesia Tersenyum” yang turut hadir hadir dalam pertemuan tersebut adalah Diva yang terkena infeksi saluran pencernaan dan kelainan ginjal sejak umur 7 tahun, dan Zidane mengalami kebocoran jantung sejak 2007. Sejak mengikuti program Indonesia tersenyum Tempo Scan Pacific, kesehatan mereka pulih kembali dan senyum masa depan kembali dalam keluarga tersebut. (mas/jpnn)

 

BACA JUGA: Duet Jokowi-Ahok Sudah Pantas Naik Kelas

BACA JUGA: Kasus Lebak, Tiga Orang Lagi Dicegah ke Luar Negeri

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangkis Keberatan, Jaksa Minta PN Jaksel Tetap Sidangkan @benhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler