Gemblengan Puasa Satu Bulan Penuh

Jumat, 08 Juli 2016 – 09:46 WIB
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan bersama para deputinya. FOTO: ist for jpnn.com

jpnn.com - UMAT Islam menyambutnya sebagai "Hari Kemenangan", yakni menang melawan hawa nafsu. Makna ini begitu luhur, karena menang melawan hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang menyebabkan kerusakan dalam kehidupan dunia. Seperti nafsu kekuasaan, birahi, harta dan lainnya yang diperoleh dengan cara tidak benar. 

Ujian sesungguhnya adalah 11 bulan ke depan berikutnya. Sejauh mana gemblengan puasa satu bulan penuh, dapat menjadi perisai bagi kita mengatasi hawa nafsu. 

BACA JUGA: Ciamis Selatan dan Tasikmalaya Bisa Jadi Jalur Alternatif

Jangan sampai puasa, sholat, zikir, tadarus, infak, sedekah dan zakat hanya menjadi ritual tahunan yang "habis manis sepah dibuang". 

Jika kita dpt menerapkan ibadah yg dilakukan selama Ramadan, Insya Allah tidak sulit membawa NKRI menuju kesejahteraan. 

BACA JUGA: Pemenang Sejati untuk Hati dan Perilaku Kita

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam seperti kejujuran, dapat memaksa kita untuk menahan diri dari perbuatan dan perilaku yang buruk, antara lain berbicara bohong, menyuap, mencuri atau bahkan korupsi. 

Demikian pula keikhlasan bersedekah dan membayar zakat, dapat meningkatkan kepedulian sosial untuk membantu masyarakat kita yg sebagian masih miskin. Islam adalah agama Rahmatanlilalamin (membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua manusia). 

BACA JUGA: 12 Pemudik Tewas karena Macet, Menteri Jonan: Kan Nggak Mungkin

Umat Islam harus melindungi dan menjaga saudara-saudaranya dari kelompok minoritas, serta mampu menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. 

Jangan sampai umat Islam menjadi sumber ketakutan bagi umat non muslim. NKRI ini diperjuangkan dan dibangun oleh para pendiri bangsa, karena sadar bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, golongan dan budaya dengan Pancasila sebagai dasar negara, dan ideologi bangsa.

Selain itu, bangsa ini memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk itu, kita dituntut untuk mampu menahan diri dari berbagai hawa nafsu dan menjalin tali persaudaraan untuk menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Selamat Idul Fitri 1437H. Mohon maaf lahir dan batin. (*)

Deputi VI Bidang Kesbang Kemenko Polhukam Arief Poerboyo Mukiyat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ingin Terjebak Arus Balik? Dengerin Saran Kakorlantas Nih


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler