jpnn.com, PANGANDARAN - Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) di 43 Km barat daya Kabupaten Tasikmalaya, kedalaman 105 Km, Jumat (15/12) sekitar pukul 23.47 WIB mengguncang wilayah pesisir pantai Jawa Barat.
Warga di Pangandaran dan Kabupaten Tasikmalaya yang berada di pesisir pantai pun mengungsi.
BACA JUGA: Maluku Diguncang Gempa secara Beruntun, Warga Panik
Rumah warga banyak yang rusak parah. Para wisatawan di Pangandaran pun langsung pulang.
Yusi Yusfitasari Mondjil (27), warga Jalan Raya Parigi RT 003 RW 003 Desa/Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran mengatakan gempa yang terjadi tengah malam itu terasa sangat kencang.
BACA JUGA: Sumut dan Riau Diguncang Gempa, Atap Rumah Bergetar, Warga Berhamburan
Dia dan keluarganya langsung melarikan diri ke luar rumah. “Kami diminta jangan tidur dulu,” tutur dia saat dihubungi Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group) melalui sambungan telepon dini hari tadi.
Menurut dia, di kawasan tempat tinggalnya, warga tidak mengungsi seperti di daerah lainnya di Pangandaran. Warga bisa kembali ke rumah.
BACA JUGA: Teten Cerita, si Pembunuh Itu Sering Menangis
Namun, dari informasi yang dia dapatkan, para wisatawan semuanya langsung meninggalkan Pangandaran, karena sempat ada peringatan tsunami.
“Jalanan jadi macet oleh wisatawan. Teman saya juga mengungsi,” terang Yusi yang seorang guru ini.
Dian Nurdiansyah (27) warga Jalan Japuh No 5 RT 01 RW 02 Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih, Pangandaran mengatakan saat gempa berguncang, dia dan keluarganya langsung menyelamatkan diri.
Karena beberapa dinding rumahnya retak-retak. Terlebih lagi rumah tetangganya ambruk. “Kami panik,” tutur dia.
Kepanikan warga, kata dia, semakin bertambah setelah ada peringatan potensi tsunami. Dia dan keluarganya pun akhirnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Saya mengungsi ke Cikembulan,” terang dia seraya memohon maaf tidak bisa melanjutkan komunikasi karena situasi di rumahnya belum terkendali. (snd/yna)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dapat Angpao saat Lebaran, Warga Tasikmalaya Temukan Uang Baru Palsu
Redaktur & Reporter : Soetomo