Gempa Membalikkan Perumnas Balaroa Palu, Oh Mayat Ibu Itu

Minggu, 30 September 2018 – 20:44 WIB
Kondisi sebuah perumahan di Palu usai gempa. Foto: ist/fajaronline

jpnn.com, PALU - Perumnas Balaroa di Palu Sulawesi Tengah menjadi kawasan yang terbilang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami, Jumat (28/9) kemarin.

Laporan Nasruddin Abdul Karim (Relawan Lazis Wahdah Islamiyah)

BACA JUGA: Polemik Gaji Ke - 13 PNS Tak Kunjung Tuntas

Para relawan Lazis Wahdah Islamiyah yang melihat langsung situasi terkini di perumnas tersebut, Minggu (30/9) pun kaget sekaligus prihatin.

Sekitar 20 relawan dari Tim Wahdah Peduli terjun ke Perumnas Balaroa. “Alhamdulillah tim berhasil mengevakuasi tujuh mayat,” kata Nasruddin Abdul Karim, salah seorang relawan Lazis Wahdah Islamiyah seperti dikutip dari Fajar Online.

BACA JUGA: Dua Remaja Tewas Tenggelam di Kolam Milik PT Sorik Marapi

Perumahan ini seperti dibalik. Jalanan mencuat setinggi atap rumah. Banyak jenazah yang terjebak di dalam reruntuhan kompleks. Perumahan tersebut dihuni sekitar 3000 jiwa. Masih banyak di antara mereka yang tertimbun.

“Kami menangis melihat seorang ibu ditemukan mayatnya di sela-sela reruntuhan bangunan di perumnas dalam keadaan mendekap anak mantunya,” ujar Nasruddin.

BACA JUGA: Mendagri Bantah Ada Penjarahan di Palu

Informasinya, waktu sang suami datang, si ibu sudah wafat dan sang istri yang baru dua bulan dinikahinya masih sempat minta tolong kepada sang suami. Tetapi karena reruntuhan akhirnya tidak bisa diselamatkan.

Saat kejadian salah seorang akhwat yang belum didapat itu terlempar ke udara kemudian tertimbun dan belum didapatkan hingga hari ini.

"Proses evakuasi lumayan menantang. Bekerja di sela-sela reruntuhan bangunan ditambah bau jenazah yang terpendam sudah sangat menyengat. Evakuasi warga mesti melewati atap-atap rumah yang berbahaya," tutur Nasruddin.

Malam hari seperti kota mati karena lampu belum menyala. Gempa kecil masih terasa siang dan malam.

“Kami melihat kondisi di lapangan sangat-sangat butuh tambahan relawan lagi terutama untuk mengevakuasi banyaknya mayat yang belum dievakuasi. Lebih penting dari itu stok bantuan makanan dan minuman yang masih sangat minim,” tutupnya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hilang 3 Hari, Taufik Ditemukan Tewas Mengenaskan di Kebun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler