Gempar, Honorer Tidur Masuk Pendataan, Jumlah K2 Bakal Membengkak, BKD Bermain?

Senin, 08 Agustus 2022 – 06:45 WIB
Pendataan honorer diduga memasukkan honorer tidur alias tidak bekerja karena memiliki nomor tes CPNS 2013. Ilustrasi: ANTARA/Rahmat Santoso

jpnn.com, JAKARTA - Kalangan honorer gempar dengan informasi masuknya 'honorer tidur' dalam pendataan tenaga non-aparatur sipil negara (non-ASN). Disebut-sebut sejumlah daerah memasukkan data orang lama yang bukan honorer, karena mempunyai nomor tes 2013.

Honorer K2 merasa risau karena jumlah mereka bakal membengkak.

BACA JUGA: Sempat Buron, Oknum Guru Honorer Ditangkap Polisi, Terancam Hukuman Berat

Pengurus Pusat Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Eko Mardiono mengungkapkan saat seleksi CPNS 2013, hanya bisa dilakukan oleh honorer K2 yang memiliki nomor tes, tetapi anehnya saat pengumuman muncul peserta bodong yang lulus.

"Ini yang kami khawatirkan, karena memiliki nomor tes CPNS 2013, honorer bodong ini akan didata Badan Kepegawaian Daerah (BKD)," kata Eko kepada JPNN.com, Minggu (7/8).

BACA JUGA: Honorer Tendik Sungguh Beruntung, Menanti Diangkat PPPK, Gajinya Bakal Dinaikkan

Senada itu.Pembina Honorer K2 Tenaga Administrasi Nur Baitih mengungkapkan pendataan tenaga non-ASN disambut antusias.

Mereka sangat berharap bisa didata BKD dan kemudian masuk pendataan honorer di aplikasi BKN.

BACA JUGA: Guru Lulus PG Masuk Pendataan Honorer, Penjelasan Panselnas Bikin Tenang

Kesempatan itu hanya berlaku satu kali. Sebab, pascatahun 2014 seusai tes honorer K2, data yang tersisa selalu tidak jelas.

"Harapan kami dengan pendataan ini tentunya bisa menjadi pintu awal masuk bisa jadi ASN," ucapnya.

Nur mengungkapkan sejak pendataan honorer dilakukan pemerintah, banyak K2 gelisah. Itu setelah kemunculan honorer tidur alias tidak bekerja lagi, tetapi meminta didata lagi.

Kondisi tersebut kata Nur, sangat membahayakan. Walaupun pendataan lewat BKD, tetapi tetap ada peluang permainan di daerah.

'Nah, ini harus diantisipasi Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga. Bisa saja ada permainan di daerah," cetusnya. 

Nur mengimbau BKD harus cermat dengan isi aturan SE MenPAN-RB tentang Pendataan Tenaga Non-ASN di instansi pusat dan daerah.  

Tidak menutup mata juga tambah Nur, kalau di daerah biasanya sistem kekeluargaannya kencang. Tidak dipungkiri juga itu bisa saja terjadi asal memasukkan keluarganya.

"Kasihan teman-teman yang mengabdi lama malah tidak terdata. Ini harus ditegaskan sekali lagi, jangan ada data honorer siluman," tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan kalau melihat jumlah honorer K2 tersisa di 2014 jumlahnya hanya 439.956. Jumlah itu jauh berkurang dari tahun ke tahun, apalagi sudah banyak yang diangkat PNS dan PPPK.

Namun, masih ada sekitar kurang lebih 300 ribu sisa honorer K2, baik guru dan tenaga administrasi. 

"Jika nanti hasil akhir pendataan ini jumlah honorer K2 membengkak berarti benar banyak permainan data di daerah," tegas Nur.

Atas nama honorer K2 tenaga administrasi, Nur berharap BKN dan menPAN-RB harus tegas ke daerah. Jangan bosan-bosan mengingatkan daerah agar tidak sembarang memasukan data tersebut di aplikasi. Semua harus sesuai real di lapangan.

Artinya, pengawas di bawah juga harus diperketat.

"Kami khawatir jumlah honorer K2 bakal bertambah banyak nantinya. Logikanya adalah berkurang iya, bukan bertambah," ujarnya.

Kalau jumlah makin bertambah tambah Nur, ini yang akan membuat keputusan akhir penyelesaiannya makin berlarut-larut. Bukan selesai malah dibiarkan saja sama pemerintah 

"Kasihan juga kan. Semoga pendataan honorer ini berjalan lancar. Para BKD juga bisa tertib mengikuti aturan yang sesuai dengan SE MenPAN-RB nomor 1511," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
honorer   honorer K2   bkd   CPNS   ASN   PPPK  

Terpopuler