Gempuran Produk Tiongkok Bikin Industri Alas Kaki Rontok

Rabu, 12 Juli 2017 – 14:28 WIB
Ilustrasi alas kaki. Foto: Radar Sukabumi/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Industri alas kaki di Jawa Timur pada paruh pertama 2017 masih lesu.

Permintaan, baik ekspor maupun domestik belum menunjukkan tanda menggembirakan.

BACA JUGA: Indonesia Posisi Ke-5 Eksportir Alas Kaki

Permintaan global yang menurun dan daya beli melemah membuat produksi alas kaki di Jatim drop hingga 33 persen.

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur Winyoto Gunawan menyatakan, penurunan terjadi karena tren ekonomi dunia belum membaik.

BACA JUGA: Industri Alas Kaki Kurangi Produksi Hingga 50 Persen

”Seperti Eropa saat ini juga tengah mengalami resesi sehingga berdampak terhadap permintaan alas kaki dari Jatim,’’ ujarnya, Selasa (11/7).

Selain permintaan global yang lesu, pasar domestik menurun lebih tajam ketimbang pasar ekspor.

Permintaan alas kaki domestik anjlok 40–50 persen. Momen tahun pelajaran baru pun tidak membuat pasar bergairah.

”Saat ini jika pasar mengalami kenaikan permintaan, yang dijual adalah sepatu stok kemarin. Pengusaha sudah tidak menambah kapasitas produksi,’’ ucapnya.

Dia menuturkan, sejak Januari hingga Juni, banyak produsen alas kaki di Jatim yang terkulai. Mereka mengurangi jam kerja dan produksi.

’’Ada yang jam kerjanya hingga 24 jam, lalu dikurangi menjadi 16 jam saja. Ada yang enam hari kerja, lalu dikurangi menjadi lima hari kerja. Ada pula yang seminggu kerja, lalu seminggu masuk,’’ ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah memberikan stimulus agar pasar kembali bergairah.

Sebab, saat kondisi ekonomi global belum membaik, produsen sebenarnya masih bisa bertahan dengan mengandalkan permintaan domestik.

’’Tetapi, kondisi domestik juga memburuk. Dalam situasi seperti ini, realisasi investasi di sektor alas kaki di Jatim juga lesu,’’ tuturnya.

Pasar alas kaki lokal saat ini juga tengah dikepung oleh produk impor dari Tiongkok.

Aprisindo mencatat, pada 2016 impor alas kaki di Indonesia tumbuh 17 persen ketimbang pada 2015.

Padahal, pertumbuhan ekspor alas kaki asal Indonesia dalam dua tahun ini hanya mampu tumbuh 3–4 persen.

Gempuran impor juga terus berlanjut hingga kuartal pertama 2017 yang tumbuh sebanyak 22 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Mayoritas impor pun berasal dari Tiongkok. Negara dengan kue ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut pada 2016 mencatatkan diri sebagai produsen alas kaki terbesar dengan pangsa pasar 59,1 persen.

’’Pemerintah harus lebih ketat memproteksi impor. Saat ini masih kacau dan kadang tidak sinkron,’’ jelasnya. (vir/c20/sof)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler