Gendong Bayi, Tetap Ikut Upacara Kemerdekaan di Tanah Orang

Jumat, 18 Agustus 2017 – 22:50 WIB
Yusi, salah satu WNI di Brunei Darussalam yang membawa anaknya untuk ikut upacara Kemerdekaan RI. Foto: Boy/JPNN

jpnn.com - MERANTAU jauh di negeri orang tak membuat mereka lupa akan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72.

Cinta mereka kepada tanah air tak berubah, meskipun harus mengadu nasib di Brunei Darussalam sebagai pekerja.

BACA JUGA: Murid SD Ini Gagal Rayakan Kemerdekaan Lantaran Jalan Berlumpur dan Jauh

Sebagai anak bangsa, mereka juga tetap bersuka cita merayakan hari kemerdekaan bangsanya untuk berdaulat, makmur, adil dan sejahtera.

M. Kusdharmadi, Brunei Darussalam

BACA JUGA: Ayu Ting Ting Ke Mana? Bilqis Lomba Ditemani Orang Lain

Suasana khas Indonesia sudah terasa sejak mulai memasuki kawasan Kedutaan Besar RI di Brunei Darussalam.

Kantor perwakilan Indonesia di Simpang 336-43 Jalan Kebangsaan, Kawasan Lingkungan Diplomatik, Brunei Baru, Kamis (17/8), terlihat sudah bersolek. Sepanjang pagar bangunan, dipasang kain merah putih.

BACA JUGA: Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki Jadi Arena Lomba Memancing Agustusan

Peringati Pekan ASI se-Dunia, Peserta Dihibur Lomba Ayah Menggendong Bayi

Banyak kendaraan roda empat parkir di pinggir jalan sekitar kawasan itu. Masyarakat juga ramai berjalan kaki masuk ke KBRI.

Di halaman KBRI sudah terpasang tenda. Podium juga sudah disiapkan buat inspektur upacara. Waktu menunjukkan pukul 7.30.

Masyarakat semakin ramai datang ke KBRI. Ada yang berkelompok. Ada pula yang berdua, bertiga, berempat sama teman-temannya.

Di sebuah ruangan, tengah bersiap pasukan pengibar bendara (paskibra).

Mereka merupakan para pelajar setingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Tim inilah yang akan menaikkan bendera merah putih nantinya. Tidak hanya paskibra.

Terlihat pula, anak-anak kecil berkumpul. Mereka tengah didandani dengan beragam pakaian adat yang ada di Indonesia.

Anak-anak warga Indonesia yang tinggal di Brunei itu terlihat bersemangat.

Putra-putri generasi penerus bangsa ini melakukan aubade, menyanyikan lagu-lagu nasional Indonesia.

Waktu terus berjalan. Peserta upacara semakin ramai. Ada mahasiswa, pelajar Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Brunei.

Ada pula para pekerja Indonesia. Berbagai komunitas masyarakat tak kalah antusias.

Bahkan, ada yang datang jauh-jauh dari tanah air lewat perjalanan darat. Salah satunya adalah Toyota Yaris Club Indonesia (TYCI) yang di-support PT Anzon Autoplaza Pontianak, yang menggelar Turing Antar-Bangsa, Jelajah Negeri Tiga Serumpun melintasi Kalbar, Indonesia, Sarawak Malaysia, dan Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Staf KBRI dan Dharma Wanita Persatuan juga turut mengikuti upacara. Hadir pula Ketua Brunei Vitz Club (BVC) Samsul mendampingi rombongan.

Dubes RI untuk Brunei Nurul Qomar bertindak selaku inspektur upacara.

Sedangkan komandan upacara adalah Mayor Adi Haridinuto, perwira TNI Angkatan Udara yang tengah menjalani pendidikan di Brunei.

Lebih membanggakan lagi pasukan pengibar bendera dalam upacara ini adalah para pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di negeri yang dipimpin Sultan Hasanah Bolkiah itu.

Upacara dimulai sekitar pukul 8.00 waktu Brunei. Upacara berjalan khidmat di bawah cuaca yang mendung.

Warga Indonesia sangat antusias menyambut kemerdekaan meski berada di negeri orang.

Sebelum upacara terlihat di tengah keramaian seorang ibu muda mendorong kereta bayi. Di dalamnya seorang bayi berbaring.

Ibu muda itu juga membawa seorang anaknya yang lain. "Ini anak saya mau ada penampilan juga, mau aubade," kata Yusi, nama ibu muda berusia 30 tahun itu.

Anaknya yang di kereta dorong bayi bernama Nuh (8 bulan). Sedangkan yang akan ikut aubade adalah Nindya (7 tahun).

"Anak saya ini kelas satu SD," kata Yusi sembari berjalan membawa anaknya untuk berdandan memakai pakaian adat Indonesia.

Ibu muda berjilbab itu mengaku sudah delapan tahun tinggal di Brunei. Dia mengikuti suaminya, Nizal, yang sudah 10 tahun bekerja di sebuah percetakan di Brunei.

Yusi sengaja datang ke KBRI karena ingin mengantar anaknya dan ikut upacara.

"Di sinilah (KBRI) tempatnya orang Indonesia," ujar perempuan asal pulau Jawa itu.

Seutas harapan pun keluar dari mulut ibu muda ini tentang Indonesia yang sudah berusia 72 tahun.

"Saya harap merdeka bebas dari penjajahan dan bisa mengeksplore sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada," katanya.

Upacara berjalan khidmat. Warga Indonesia dari beragam latar belakang profesi berkumpul.

Mereka antusias mengikuti upacara. Tenda-tenda halaman, diisi warga yang menjadi peserta upacara. Barisan cukup rapi.

Bendera merah putih pun dikibarkan paskibra. Sempurna. Mulai dari baris berbaris, hingga menaikkan bendera diiringi lagu kebangsaan Indonesia berjalan tanpa celah.

Indonesia Raya berkumandang di negeri Sultan Hasanah Bolkiah. Para peserta upacara mengikuti dengan penuh penghayatan. Bendera merah putih gagah berkibar di langit yang mendung itu.

Perayaan kemerdekaan di negeri orang dan di tanah kelahiran sendiri tentu berbeda.

Hal ini dirasakan Samen (56), WNI yang bekerja sebagai tenaga kebersihan di sebuah hotel bintang lima di Brunei.

"Di sini berbeda dengan Indonesia tentunya. Kalau di sana (Indonesia) ramai," ungkapnya.

Samen merasa terharu bisa merayakan kemerdekaan Indonesia di Brunei. Ini merupakan tahun kedua Samen merayakan kemerdekaan Indonesia di negeri yang kaya minyak itu.

Dia terpaksa memilih bekerja di luar negeri. Meninggalkan kampung halamannya di pulau Jawa demi menambah penghasilan.

"Saya cari kelebihan buat masa depan anak cucu saya," katanya.

Dia berharap Indonesia ke depan harus baik dan merdeka. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Jangan sampai ada apa-apa selamanya," ujar dia.

Satu warga terlihat menggendong anak kecil usai upacara. Dia adalah Sisi Siswanti (40).

Bayi berusia 8 bulan yang digendongnya adalah anak adiknya. Dia baru kali ini merayakan HUT RI di negeri Brunei.

Baginya memang lebih enak di negeri sendiri. Namun dia terpaksa memilih bekerja di luar negeri demi keluarganya.

"Ini untuk anak saya juga yang masih kelas 2 SMK. Kangen sama keluarga pasti, tapi ada masa nanti akan berjumpa," imbuhnya.

Di hari kemerdekaan ini, Siti juga berharap pemerintahan dan pembangunan Indonesia lebih baik lagi ke depannya.

"Saya berharap semoga semakin bagus pemerintahannya, peduli sama rakyat kecil terutama," katanya.

Usai upacara warga berfoto-foto di area KBRI. Ada yang berfoto di plang nama, latar belakang gedung kedutaan dan lainnya.

Usai upacara tidak langsung bubar. Beragam kegiatan dilakukan. Mulai dari aubade puluhan anak-anak berpakaian adat membawakan lagu nasional Indonesia, hingga pemberian penghargaan oleh KBRI kepada sejumlah WNI.

Antusiasme juga diperlihatkan WNI yang melakukan turing. Selain ingin bersilaturahmi dengan komunitas otomotif, TYCI misalnya, juga hendak merayakan kemerdekaan RI di Brunei.

TYCI menempuh perjalanan panjang mulai dari Senin (14/8) melintasi Indonesia di Kalbar, Sarawak, Malaysia hingga tiba di Brunei Darussalam, Selasa (15/8).

Ketua Umum TYCI Yudi Setiabudi mengatakan, suatu kebanggaan bisa merayakan HUT Kemerdekaan RI di Brunei bersama komunitas masyarakat Indonesia.

"Kami ingin memperlihatkan bahwa sebagai bangsa Indonesia di mana pun berada tidak boleh lupa dengan hari kemerdekaan," kata pria yang karib disapa Om Yudi.

Dia mengatakan, khusus di Brunei TYCI hadir memberikan support supaya acara meriah dan bisa dilihat oleh bangsa-bangsa lain.

"Kami juga memiliki harapan mudah-mudahan negara lebih membaik dari kondisi sekarang," ucapnya.

Sekjen TYCI Ardika Rinaldi mengatakan, ini merupakan yang pertama kalinya mengikuti upacara di KBRI. Selain itu juga menggelar Turing Antar-Bangsa dan bergabung bersama komunitas otomotif di Brunei, salah satunya Brunei Vitz Club (BVC).

"Ini seperti dream come true. Mudah-mudahan bukan pertama dan terakhir, melainkan ada kelanjutan dan kebersamaan dengan teman-teman di tingkat internasional," ujar Dika.

Menurut dia, suasana upacara di negeri orang tentu berbeda dengan di tanah air sendiri.

"Suasananya guyub banget karena banyak komunitas masyarakat Indonesia," katanya.

Samsul merasa bangga atas kunjungan komunitas otomotif Indonesia. Dia berharap, jalinan hubungan baik bisa terus berjalan.
"Alhamdulillah, semua berjalan baik. Terima kasih, enjoy di Brunei," ujar Samsul.

Keberhasilan pembangunan di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi bagian amanat sang inspektur upacara Dubes RI untuk Brunei Nurul Qomar.

Kerja Bersama yang menjadi tema HUT RI ke-72 mempunyai esensi untuk mengajak masyarakat Indonesia mengedepankan asas kebersamaan.
"Untuk kembali bersama bersatu dalam perbedaan dan melanjutkan perjuangan menjadi bangsa yang terhormat," kata Nurul.

Lebih lanjut Nurul mengatakan, jutaan WNI di luar negeri yang 70 ribu di antaranya ada di Brunei sama-sama punya tanggung jawab untuk menyukseskan pembangunan di tanah air. Mereka juga sama-sama berpeluang untuk berkontribusi dalam pembangunan.

"Penghasilan yang dikirim ke keluarga di Indonesia menjadi sumber devisa yang mampu menunjang gerak perekonomian dan kesejahteraan rakyat dan sosial," katanya.

Dia mengingatkan kepada WNI di Brunei untuk senantiasa bersikap baik, sopan dan santun, menaati aturan hukum yang berlaku di negara ini.

Peran masyarakat untuk patuh aturan harus terus dilakukan.

"Saya berharap hal positif dapat dipelihara dan ke depan tidak ada lagi WNI yang melakukan pelanggaran hukum di Brunei Darussalam," harap Nurul.

KBRI Brunei sudah menyiapkan serangkaian acara dalam menyambut HUT RI ke 72. KBRI juga berterima kasih kepada pemerintahan Brunei yang telah menyambut baik WNI yang bekerja dan menuntut ilmu di negaranya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah, Mas Ibas Gelar Lomba Panjat Pinang


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler