Generasi Muda Alami Pelemahan Karakter

Sabtu, 11 September 2010 – 02:31 WIB

BANDUNG
- Puluhan ribu warga Kota Bandung, Jumat (10/9) melaksanakan Sholat Idul Fitri di Lapangan Gazibu depan Gedung Sate Jl Diponegoro BandungWarga mulai memadati lapangan sejak pukul 06.00 Wib

BACA JUGA: Presiden SBY Surati Obama

Cuaca yang diselimuti awan tipis dan sedikit mendung tidak menghalangi umat muslim yang datang dari berbagai penjuru daerah  itu untuk  bershaf-shaf   menunaikan sholat Ied.

Bertindak selaku khotip Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan dan  Imam KH Aceng Alawi Pimpinan Pondok Pesantren Alquran Limbangan, Kabupaten Garut
Tampak hadir dalam barisan depan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, Ketua DPRD Propinsi Jawa Barat Irfan Suryanagara, Sekretaris Daerah Propinsi Jawa Barat Lex Laksamana, Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda, dan Sekretaris Daerah Edi Siswadi

BACA JUGA: Umat Islam Tak Akan Rela Al Quran Dibakar

Sholat Ied dimulai pukul 06.41 dengan didahului beberapa pengumuman oleh Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandung Bukhari Muslim.

Disampaikan Bukhari, bahwa zakat fitrah yang terkumpul di Hari Raya Idul Fitri 1431 H tahun ini mencapai Rp 30,821 miliar dari 1,662 juta Muzaki
Dana tersebut kemudian dibagikan kepada 140.000 Mustahid (penerima zakat)

BACA JUGA: Menag Minta Umat Islam Tak Terprovokasi

Tahun ini pula sebanyak 936 masjid dan 598 lapangan yang tersebar di seluruh Kota Bandung secara serentak melaksanakan sholat Ied.

Di luar lapangan Gasibu kemarin terlihat puluhan wisatawan asing ikut berjejer untuk mengabadikan peristiwa relegi paling agung bagi umat muslimitu Mereka tidak tidak sungkan-sungkan mengitari lapangan sambil mengambil gambar dan merekam pelaksanaan Ied.

Menurut Ahmad Heryawan, ada dua hal yang menyebabkan mereka menangisi kepergian Ramadhan.  Pertama, mereka menangisi perpisahan dengan Ramadhan karena terharu dan bahagia bahwa Ramadhan telah mengantarkan ummat Muhammad SAW menjadi manusia yang kembali pada fitrah, bersih dari noda     dan dosa serta terbebas dari azab neraka

"Kedua, mereka menangisi kepergian Ramadhan karena manusia akan kembali berbuat kemaksiatan, bergelimang dosa, berlaku sombong    dan melampaui batas,"serunya.

Dibagian lain Khutbahnya, Gubernur dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengemukakan, bagi bangsa Indonesia kegembiraan berada pada bulan Ramadhan masih harus terusik oleh keprihatinan atas situasi kehidupan bangsaKesejahteraan dan kemajuan bangsa sepertinya masih ingin bersembunyi   dari catatan sejarah, meski bangsa ini  sudah 65 tahun menikmati alam kemerdekaan.

"Persoalan demi persoalan seolah tak pernah bosan menghiasi pemberitaan berbagai media massa, bahkan berbagai pencapaian positif dari sejumlah anak negeri masih belum mampu mengobati rasa keprihatinan tersebut,"katanya.

Sebuah keprihatinan kita alamatkan pada kenyataan bahwa bangsa ini sedang berseteru dengan persoalan serius, yaitu pelemahan karakter bangsaLemahnya karakter bangsa ditengarai merupakan salah satu penyebab utama dari berbagai penyakit kronis dalam masyarakat

Karakter bangsa yang lemah dianggap telah mewujud menjadi budaya mementingkan diri sendiri, etos kerja yang rendah, praktek korupsi, kegemaran berlaku curang, kerawanan sosial, budaya tidak taat aturan, budaya pengecut, saling menyalahkan dan lain-lainnya.

Sungguh mengherankan, mengingat buku sejarah perjuangan menuju kemerdekaan banyak berkisah tentang pribadi pejuang dengan karakter kuatKekuatan karakter        para pendiri bangsa saat itu, juga telah membuat mereka rela dan ikhlas memilih kehidupan dalam penjara dan pengasingan demi sebuah cita, Indonesia merdeka.

Keberhasilan menghirup udara kemerdekaan merupakan buah dari tanaman kebangsaan yang dipupuk dengan kekuatan karakter para tokohnyaKemampuan bangsa Indonesia, dengan senjata seadanya, membuat repot tentara sekutu yang memiliki persenjataan jauh lebih maju pada peristiwa 10 November  memperlihatkan    kepada dunia bahwa bumi pertiwi dihuni oleh bangsa dengan karakter kuat.

"Kita juga dapat melihat kekuatan karakter pada diri Jenderal Sudirman, yang rela memimpin gerilya meski dalam kondisi sakit parahLalu mengapa setelah 65 tahun merdeka, karakter bangsa kita malah mengalami pelemahan,"tandasnya

Apa yang salah dengan bangsa ini, hingga kebesaran dan harga diri sebagai sebuah bangsa seringkali tak mau hadir dalam kehidupan kebangsaan kitaKemanakah bersembunyinya identitas sebagai bangsa dengan karakter kuat, sehingga hari-hari bangsa ini masih saja melakonkan pertunjukan tentang kalahnya kepentingan bangsa oleh kepentingan pribadi.

Sesungguhnya jika direnungkan pelemahan karakter bangsa, lanjut Heryawan,  adalah akibat logis, dari mulai bertahtanya paham materialisme dalam pikiran dan praktek kehidupan sebagian besar bangsa IndonesiaHasrat kebendaan yang tak terkendali telah memenuhi relung hati sebagian besar diantara kita sehingga tak lagi dapat membedakan antara kebenaran dengan kebatilan.

Pengagungan terhadap kebendaan dan pola hidup konsumtif, telah menjerumuskan bangsa ini menjadi manusia-manusia egois yang tak lagi mampu bersimpati dan berempati terhadap penderitaan banyak orang.

Paham materialisme duniawi yang salah kaprah telah melahirkan manusia-manusia serakahSadarkah kita bahwa krisis keuangan dunia yang berawal pada penghujung 2008 di Amerika, yang saat ini sudah merambah hingga benua Eropa, merupakan sebuah akibat dari keserakahan beberapa tokoh kunci di pasar keuangan.

"Untuk negara kita, keserakahan telah menginspirasi meluasnya praktek korupsi, hingga berakibat pada terhambatnya laju kesejahteraan dan kemajuan bangsa," paparnya.

Diakhir Khutbahnya Heryawan mengajak seluruh elemen bangsa untuk membangun karakter bangsa dengan pendekatan RabbaniRamadhan sebagai sebuah madrasah Ilahiah hendaknya bisa  menempa setiap hamba, hingga menjelma menjadi pribadi dengan karakter takwa   dengan potret hidup karakter yang berkesimbangan.
"Sudah selayaknya menempati posisi penting dalam upaya pembentukan karakter bangsaSetidaknya Ramadhan menempatkan empat buah peran dalam kerja besar membentuk karakter bangsa, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya," katanya.

Empat hal itu adalah Pertama; Ramadan merupakan jalan untuk kembali mendekatkan kita kepada sumber kekuatanBeberapa rangkaian ibadah, sebagaimana dianjurkan Rasulullah SAW, secara khusus merupakan langkah untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWTRamadhan sesungguhnya sebuah sarana bagi munculnya sumber energi diri, untuk mengejar cita-cita kehidupan ini.

Kedua, seperti dituturkan Sayyid Quthb di kitab tafsirnya, puasa yang merupakan ibadah inti dari Ramadhan adalah sebuah bentuk penegasan supremasi keridhaan Ilahi (supremasi nurani) di atas seluruh kepentingan jasadSeseorang yang berkarakter, tentu akan menempatkan ruhnya di atas jasadnya.  Seseorang yang mampu menempatkan keridhaan Ilahi pada prioritas pertama hidupnya, akan memiliki daya besar untuk terhindar dari prilaku serakah, kecurangan dan kesewenangan terhadap orang lain.

Ketiga, Ramadan merupakan sebuah arena pembiasaan diri untuk memberi kendali terhadap hasrat kebendaan.  Pada saat menjalankan ibadah puasa, kita tidak hanya diperintahkan untuk meninggalkan sesuatu yang haram,  tetapi Allah juga menginginkan kita meninggalkan beberapa hal yang halal untuk kitaIbadah puasa merupakan cara Allah,    untuk membiasakan kita hidup dalam kesederhanaan dan menjauhi kemewahan.

Dan terakhir, ramadhan mengasah kepekaan hati agar kita dapat bersimpati dan berempati terhadap penderitaan orang lainRamadhan juga mengarahkan kita untuk senantiasa menebar kebaikan kepada sesama manusia, terutama kepada orang-orang yang hidup dalam kondisi serba kekurangan dan kesulitan"Kepekaan hati kita terhadap penderitaan orang, diharapkan mampu menjadi sumber motivasi untuk gigih berjuang dalam mengentaskan berbagai persoalan kehidupan masyarakat," tutupnya(adi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Keluarkan Ancaman Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler