Generasi Muda Harus Bersihkan Dunia Maya dari Radikalisme

Kamis, 26 Oktober 2017 – 16:34 WIB
Pelatihan duta damai dunia maya wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, MATARAM - Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan, generasi muda tidak boleh diam terkait dinamika yang terjadi di dunia maya (internet).

Pasalnya, dunia maya kini makin disesaki paham-paham negatif, terutama radikal.

BACA JUGA: BNPT Agresif Kampanyekan Perdamaian di Dunia Maya  

“Generasi muda harus bangkit membersihkan dunia maya dari radikalisme dan terorisme. Ini penting karena sasaran radikalisme dan terorisme adalah anak muda, sehingga yang bisa melawan pun juga harus anak muda, baik melalui tulisan, video, meme, dan lain-lain,” kata Abdul Rahman saat menutup pelatihan duta damai dunia maya wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Kamis (26/10).

Sebanyak 60 anak muda NTB resmi dikukuhkan sebagai duta damai dunia maya.

BACA JUGA: Ponpes Rakha Siap Dukung Aksi Kebangsaan Lawan Radikalisme

Mereka akan bersinergi dengan Pusat Media Damai (PMD) BNPT untuk menyebarkan perdamaian di dunia maya.

Pelatihan di NTB ini menghasilkan lima website damai yaitu www.mandalika.dutadamai.id, www.beruga.dutadamai.id, www.mayung.dutadamai.id, www.sasambo.dutadamai.id, www.pepadu.dutadamai.id. Nama-nama website merupakan nama-nama dari kearifan lokal khas NTB.

BACA JUGA: Survei Membuktikan Radikalisme Mewabah ke PNS

Dia berharap, setelah resmi menjadi duta damai dunia maya, ke-60 anak muda NTB menghasilkan produk-produk konkret dalam pencegahan terorisme, baik di dunia maya dan dunia nyata.

Mereka juga akan otomatis tergabung dengan ratusan duta damai dunia maya yang telah ada sebelumnya.

"Saya berharap komitmen dan kreativitas para duta damai tidak berhenti sampai di sini, tapi harus terus ditingkatkan dengan menjalin komunikasi secara berkesinambungan dalam melawan radikalisme dan terorisme di dunia maya. Ini penting untuk membawa Indonesia yang damai dan memperkukuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," terangnya.

Dia menilai dunia maya menjadi faktor penting penyebaran terorisme di tengah era komunikasi yang semakin canggih.

"Yang paling banyak bermasalah sekarang adalah dunia maya. Kita semua tahu permasalahan di dunia maya, juga bagaimana gencarnya dunia maya memengaruhi generasi muda sampai generasi tua. Sehingga hal-hal yang seharusnya tidak terjadi, malah terjadi," ungkapnya.

Fakta inilah yang membuat duta damai dunia maya 2017 harus bisa bersinergi dengan duta-duta damai sebelumnya dalam menggaungkan perdamaian di dunia maya.

Apalagi, para peserta tahun ini, seleksinya lebih ketat.

Selain itu diharapkan generasi muda di berbagai wilayah mengambil peran bersama BNPT untuk melakukan pencegahan agar masyarakat tidak terpapar radikalisme. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 29,6 Persen Profesional Ingin Indonesia jadi Negara Islam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler