jpnn.com, JAKARTA - Pendidikan Pancasila mulai redup sehingga anak-anak dan generasi muda mulai kehilangan jati diri bangsa.
Dengan diselenggarakan outbond merupakan langkah taktis untuk mengingatkan kembali nilai-nilai kebangsaan guna menangkal pengaruh budaya dan ideologi yang tak sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai luhur.
BACA JUGA: Membina Semangat Persatuan Melalui Pagelaran Seni Budaya Ludruk
Hal demikian disampaikan salah satu anggota Menwa, Thahir dalam malam penutupan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode outbond Bela Negara yang diikuti oleh 100 Resimen Mahasiswa (Menwa) se-Sulawesi Utara, Manado, 21 Juli 2019.
Untuk itu dia mengucapkan terima kasih kepada pemateri dan pelatih dalam acara yang digelar mulai 19 Juli lalu.
BACA JUGA: Banyak Negara Memuji UUD NRI Tahun 1945 Sebagai Konstitusi Modern
Thahir mengharap kegiatan seperti yang dialami dilaksanakan di tengah masyarakat dengan alasan.
"Masih banyak masyarakat awam terhadap Pancasila sehingga rawan disusupi budaya dan ideologi yang tak sesuai dengan nilai-nilai bangsa", ungkapnya.
BACA JUGA: Ishak Latuconsina: Bela Negara Merupakan Tugas Seluruh Rakyat Indonesia
BACA JUGA : Nunung Pakai Narkoba Sejak 20 Tahun Lalu, Tessy Komentar Begini
Kesan dan pesan juga disampaikan oleh anggota Menwa lainnya, Devita Perwana. Dia terkesan dengan kegiatan yang pelatihnya datang dari Kopassus itu.
"Membuat wawasan saya bertambah", tuturnya.
Dengan kegiatan itu, didorong generasi muda tak apatis namun menjadi agent of change. Sama dengan Thahir, Devita ingin kegiatan ini juga dilakukan di perguruan-perguruan tinggi.
"Karena banyak masyarakat yang belum tahu Empat Pilar", ungkapnya.
Anggota Lembaga Pengkajian MPR, Wahidin Ismail dalam penutupan mengatakan, dirinya optimis setelah mengikuti Outbond Bela Negara. "Peserta menunjukan disiplin yang tinggi", paparnya.
Dalam sambutan, pria asal Aceh itu mengingatkan suatu bangsa akan mati bila tidak mampu merawat dan mengelola potensi yang dimiliki.
Dia menyebut Uni Soviet, Jugoslavia, dan beberapa negara lainnya pecah dan bubar karena tidak bisa merawat dan mengelola keberagaman yang dimiliki.
"Dengan demikian tak ada jaminan sebuah bangsa akan terus bertahan", tuturnya.
BACA JUGA : Kekhawatiran Mardani PKS Jika Pasal soal Presiden di UUD Diamendemen Lagi
Indonesia, dikatakan merupakan sebuah negara yang wilayahnya, padat penduduknya, beragam budaya, adat, bahasa, dan agamanya. Apa yang dimiliki negara ini di satu sisi adalah kekayaan namun di sisi yang lain adalah potensi perpecahan.
Bangsa ini barusan menyelenggarakan Pemilu yang sangat dinamis. Untuk itu Wahidin berharap ke depan kita semakin menyatu.
"Bangsa ini telah menghadapi berbagai cobaan dan lulus dalam ujian itu", ucapnya.
Masih bersatunya Indonesia diakui oleh mantan anggota DPD dari Papua Barat itu karena anugerah dari Tuhan dan bangsa ini mampu merawat titipan dari pendiri bangsa yakni ikatan dalam keragaman yang menjadi pegangan bersama.
Para Menwa sebagai generasi muda diakui mempunyai peran penting dalam ikut menjaga dan merawat Indonesia.
"Dengan sosialisasi ini semakin sempurna bagi Menwa untuk melanjutkan cita-cita pendiri bangsa", tuturnya. "Kalian harus menjadi virus yang baik untuk persatuan bangsa", tambahnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Parpol Belum Maksimal Melaksanakan Pendidikan Politik
Redaktur & Reporter : Natalia