Generasi Muda Ujung Tombak Merawat Keberagaman Bangsa Indonesia, Jangan Sampai Acuh!

Jumat, 30 September 2022 – 21:47 WIB
Plt Kepala Puspeka Kemendikbudristek Hendarman saat berbicara talkshow 'Tutur Berkualitas' bertajuk Menyayangi Perbedaan Mencintai Keberagaman', pada Kamis (29/9). Foto: Dokumentasi Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspeka Kemendikbudristek) sukses menggelar talkshow 'Tutur Berkualitas' bertajuk Menyayangi Perbedaan Mencintai Keberagaman', pada Kamis
(29/9).

Kegiatan tersebut diselenggarakan bertujuan membentuk kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika sekaligus mendukung terobosan-terobosan gerakan Merdeka Belajar yang diinisiasi Kemendikbudristek.

BACA JUGA: Jelang HGN 2022, Kemendikbudristek Siapkan Apresiasi untuk Guru dan Tendik 

Kegiatan yang dikemas secara hibrid tersebut menghadirkan tiga pembicara, yakni Plt Kepala Puspeka Kemendikbudristek Hendarman, Staf Khusus Presiden sekaligus agregator untuk ekosistem disabilitas di Indonesia Angkie Yudistia, dan Ahmad Musawwir Nasar, mahasiswa berprestasi dan peserta Kampus Merdeka dari Selayar, Sulawesi Selatan.

Plt Kepala Puspeka Kemendikbudristek Hendarman menyampaikan Indonesia adalah negara yang kuat karena keberagamannya yang tampak dari aspek sumber daya alam, sumber daya manusia, dan kehidupan sosialnya.

BACA JUGA: Arumi Bachsin Khawatir Melihat Pola Hidup Generasi Muda, Ada Bahaya Stunting

Menurutnya, keberagaman yang ada tersebut harus dijadikan sebagai bekal untuk membawa Indonesia maju ke kancah global.

Karena itu, keberagaman tersebut semestinya dimanfaatkan untuk memperkuat generasi muda Indonesia di masa depan.

BACA JUGA: GMC Tingkatkan Kesadaran Generasi Muda Lampung Terhadap Kebudayaan Indonesia

“Generasi muda adalah harapan dan ujung tombak merawat keberagaman bangsa Indonesia ke depannya,” ujar Hendarman.

Generasi muda Indonesia berkarakter yang mencintai keberagaman, lanjut dia, adalah mempunyai cara pikir toleran, berjiwa gotong royong, dan memiliki profil Pelajar Pancasila.

Hendarman mengatakan saat ini kondisi global tidak dapat dielakkan dari kemajuan teknologi, dan generasi muda saat ini tidak lagi dipisahkan dari teknologi.

“Luasnya informasi karena kemajuan teknologi ini harus disikapi dengan berkarakter, digunakan untuk hal yang baik dan mendukung kemajuan bangsa Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Presiden Angkie Yudistia mengemukakan bahwa kecanggihan teknologi yang makin berkembang sekarang adalah momentum yang penting untuk dimanfaatkan dengan baik karena segala akses informasi tersedia dengan mudah.

Angkie menilai momentum kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan generasi muda untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.

“Jadi bagi generasi muda, generasi milenial dan Z saat ini, harus disadari kesuksesan bukan hanya dari kecerdasan, tapi juga kepandaian menempatkan diri,” tegas Angkie.

Angkie mengatakan karakter memang amat penting dimiliki generasi muda Indonesia saat ini.

Menurut Angkie, generasi muda sudah sepatutnya menyadari peran mereka sebagai pemberi solusi atas masalah yang ada, bukan menyalahkan kondisi.

“Memberikan solusi berarti sama halnya membuat personal branding terhadap karakter generasi muda Indonesia masa kini sebagai sosok-sosok yang hebat,” tandasnya.

Narasumber lainnya, Ahmad Musawwir Nasar mengatakan keberagaman dan kebinekaan perlu dikembangkan dan dikuatkan oleh generasi muda.

Dia mengingatkan jangan sampai generasi muda saat ini acuh terhadap sesamanya karena merasa lebih menguasai teknologi.

“Jadi jangan pernah menganggap karena generasi milenial dan gen-Z yang eranya teknologi merasa berbeda dengan zaman lainnya, lalu menganggap keterbukaan terhadap keberagaman masih menjadi masalah,” pesan Nasar.

Menurut Nasar, dengan karakter profil Pancasila yang diasah sejak muda, rasa sayang terhadap perbedaan dan cinta terhadap keragaman akan semakin kuat.

"Toleransi yang didorong oleh generasi muda akan membuat daya saing Indonesia di tataran global akan semakin tinggi. Sebab, generasi mudanya mampu menjadikan perbedaan dan keragaman sebagai kekuatan," pungkasnya. (mar1/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler