Genjot Ekspor, Industri Perlu Insentif dari Pemerintah

Kamis, 05 Januari 2017 – 07:49 WIB
Salah seorang pekerja industri mebel di Surabaya tengah menyelesaikan pekerjaannya. Untuk menaikkan pasar ekspor pelaku industri di sektor ini minta pemerintah memberikan insentif. Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com – Pelaku industri meubel berharap pemerintah memberi sejumlah insentif untuk menggenjot pasar ekspor yang ditarget tumbuh hingga 12 persen tahun ini.

Insentif tersebut berupa peremajaan alat, pemotongan pajak penghasilan (PPH) maupun dukungan infrastruktur untuk mengembangkan pasar.

BACA JUGA: Ekspor Berada di Titik Terendah

Wakil Ketua Himpunan Industri Meubel Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengaku, peremajaan alat dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas.

”Apalagi pemerintah baru saja memberi suntikan dana kepada industri tekstil sebesar Rp 1,7 triliun untuk peremajaan alat. Padahal industri meubel juga butuh peremajaan alat,” katanya kepada Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Pengusaha Butuh Kepastian Waktu Ekspor

Selain itu, kata Sobur, industri meubel juga berharap pemerintah memberi diskon PPH sebesar 50 persen kepada industri.

Pasalnya, selama ini pemerintah baru memberikan insentif PPH kepada industri alas kaki dan tekstil saja.

BACA JUGA: Perum Perindo Ekspor Ikan Kerapu Hidup ke Hongkong

Sementara industri meubel yang juga termasuk sektor padat karya belum menikmati insnteif tersebut.

”Jika diterapkan, maka industri meubel bisa menakan harga jual. Sehingga makin percaya diri untuk bersaing di pasar ekspor karena memiliki harga yang lebih rendah,” lanjut Sobur.

Ia menambahkan, untuk tahun ini pasar ekspor meubel ke Amerika Serikat sangat potensial. Pasalnya, AS dan Tiongkok saling melakukan proteksi dagang.

Padahal, produk meubel Tiongkok selama ini mendominasi di pasar AS. Sobur mengaku, pasar meubel AS tahun 2016 saja mampu mencapai USD 40 miliar.

Dimana 70 persen pasar diantaranya diisi oleh produk meubel asal Tiongkok.

Sementara produk meubel asal Indonesia baru menyentuh angka 2 persen saja atau setara dengan USD 800 juta.

”Karena itu, ini merupakan momen yang tepat untuk menggenjot ekspor. Sebab, produk meubel Tiongkok akan dipangkas oleh pemerintah AS. Jika pasar kita di AS mampu mencapai 4 persen saja, maka target pertumbuhan ekspor tahun ini akan terealisasi,” imbuh Sobur.

(gus/hen/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tutup Tahun, Perum Perindo Ekspor Olahan Rajungan ke AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
ekspor   Bisnis Ukm  

Terpopuler