jpnn.com - GORONTALO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo akan membangun jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) yang menghubungkan Bandar Udara Djalaludin dengan pelabuhan ferry Kota Gorontalo. Proyek jalan sepanjang 45,316 kilometer itu akan menelang anggaran sebesar Rp 6,9 triliun.
Menurut Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, pembangunan GORR itu ditujukan untuk meningkatkan perekonomian di tiga wilayah di provinsi penghasil jagung itu. Yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo.
BACA JUGA: Pebalap Jepang Juarai Etape Pertama
Rusli menjelaskan, pembangunan GORR merupakan satu dari empat program unggulan Pemprov Gorontalo saat ini, yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan perekonomian rakyat. Rusli menegaskan bahwa GORR penting untuk pembangunan infrastruktur.
“Pembangunan GORR penting untuk mencapai empat tujuan program unggulan Pemprov Gorontalo. Jalan GORR ini akan mampu melancarkan distribusi produk pertanian, perikanan dan peternakan yang menjadi basis ekonomi Gorontalo. Insya Allah tahun ini akan kita akan mulai dan selesai pada 2017 nanti,” kata Rusli.
BACA JUGA: Diperkosa Teman Facebook, Siswi SMA Coba Bunuh Diri
Pembangunan GORR yang biayanya berasal dari sharing APBN dan APBD, lanjut Rusli, memiliki beberapa manfaat. Di antaranya memudahkan akses jalan ke pusat-pusat kegiatan nasional, memiliki nilai strategis secara nasional, serta memperpendek jarak angkut untuk memangkas biaya transportasi.
Selain itu, GORR juga akan melancarkan angkutan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan meningkatkan ekonomi masyarakat di Provinsi Gorontalo, khusunya di Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo. Tidak hanya itu, pembangunan GORR ini juga akan mempermudah akses lintas Sulawesi dari Manado (Sulawesi Utara) ke Gorontalo.
BACA JUGA: 47.776 Warga DIY Masih Buta Huruf
Pembangunan ini juga didasarkan dari peningkatan pengguna lalu lintas pada jalan eksisting utama, yaitu ruas jalan batas Kota Gorontalo dan batas Kota Limboto, juga di Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan data Bina Marga Provinsi Gorontalo, puncak total jumlah kendaraan per hari mencapai 28.73 buah yang menunjukkan tingkat derajat kejenuhan sudah melewati batas yang diizinkan.
“Kami prediksikan 10-20 tahun mendatang Gorontalo memerlukan jalan yang lebar karena pertumbuhan kendaraan sangat pesat. Saya menegaskan, meski jabatan hanya lima tahun, namun saya harus berpikir panjang untuk kehidupan rakyat Gorontalo ke depan. Rakyat harus sejahtera dan pemerintah harus menciptakan itu mulai dari sekarang sesuai moto kami, ‘Nyata Karya Rusli-Idris (NKRI)’,” tutur Rusli.
Di samping itu Rusli juga berharap agar GORR selain dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan mengurangi beban lalu lintas, juga demi memajukan potensi-potensi wisata dan investasi di Gorontalo. Sebab, nantinya GORR tidak hanya menghubungkan Bandara Djalaludin dengan Pelabuhan Gorontalo (Isimu – Talumolo), namun juga akan diteruskan hingga Batudaa Pantai, Bilato, hingga Pentadu Tilamuta.
“Jadi memang memutar bukan hanya setengah lingkaran. Wisatawan yang akan wisata ke Teluk Tomini, Pulau Saronde dan tujuan wisata lainnya di Gorontalo nantinya akan terlayani akses jalan yang mudah dan cepat. Begitu juga potensi investasi di Gorontalo, akan semakin diminati para investor, sehingga perekonomian rakyat Gorontalo di kota dan desa, tumbuh bersama dan berkeadilan,” jelas mantan Bupati Gorontalo Utara ini.(adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Proyek di Bandara Muara Bungo Diusut
Redaktur : Tim Redaksi