Genjot Investasi, Bangun 9 Kawasan Industri

Kamis, 03 Agustus 2017 – 01:53 WIB
Ilustrasi pekerja industri. Foto: Rakyat Kalbar/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengembangkan sembilan kawasan industri baru untuk memacu investasi.

Selain di kawasan ring satu, kawasan industri akan dibangun di kawasan ring dua dan tiga.

BACA JUGA: Ditegur Jokowi, ESDM Revisi Margin Distribusi Gas Pipa

Di antara rencana sembilan kawasan industri itu, baru tujuh kawasan yang tersedia lahannya.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur M. Ardi Prasetyawan, luas lahan yang dimiliki Pemprov Jatim tersebut mencapai 4.759,5 hektare.

BACA JUGA: Luar Biasa, Investasi di Manado Meningkat 389 Persen

 ”Kawasan industri eksisting sudah penuh, jadi untuk menampung investor baru diperlukan pembangunan kawasan industri lagi,” kata Ardi, Selasa (1/8).

Saat ini, ada tujuh kawasan industri yang beroperasi di Jatim.

BACA JUGA: Nigeria dan Afsel Jadi Pintu Dagang Indonesia ke Afrika

 Yakni, Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Sidoarjo Industrial Estate Brebek (SIEB), Ngoro Industrial Park (NIP), Kawasan Industri Gresik (KIG), Maspion Industrial Estate (MIE), serta Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE).

Sembilan kawasan industri baru tersebut membutuhkan lahan seluas 31.584,78 hektare.

Letaknya di Banyuwangi dengan luas 1.378,64 hektare, Jombang (800 ha), Tuban (300 ha), Lamongan (400 ha), dan Kota Malang (90 ha).

Ada juga pengembangan Kawasan Industri Agro di Gresik dengan luas 4.300 hektare, Kawasan Industri Salt Lake PT Garam (285 ha), Kawasan Industri Mejayan (431,14 ha), serta Mojokerto dan Bangkalan masing-masing seluas sepuluh ribu hektare.

 ”Setiap ada investor yang masuk, kami arahkan untuk masuk ke kawasan industri. Kecuali memang investor membutuhkan hal lain di luar kawasan,” ujar Ardi.

Pemprov Jatim pun memberikan insentif kepada investor berupa jaminan tenaga kerja dan perizinan.

Selain itu, juga prasarana pendukung seperti jalan, listrik, air, dan pengolahan limbah.

Kendala utama pengembangan kawasan industri adalah pembebasan lahan.

 ”Lahan masih mahal sehingga harga jual lahan di kawasan industri juga mahal. Ini menjadi salah satu kendala daya saing selain infrastruktur,” ujarnya. (vir/c21/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluang Investasi di Kaki Suramadu, Tawarkan Pantai hingga CBD


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler