Geopolitik Bung Karno Berbasiskan Intelektual, Pemuda Harus Berprestasi di Segala Bidang

Senin, 18 Juli 2022 – 17:54 WIB
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam Seminar Sehari Kebangsaan bertajuk Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional yang digelar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (18/7). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, SALATIGA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengatakan geopolitik Bung Karno berlandaskan pada intelektual sehingga bisa mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda.

Menurut Hasto, inti utama geopolitik Soekarno bagaimana rakyat Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di segala aspek kehidupan.

BACA JUGA: Pemikiran Geopolitik Soekarno Tak Bisa Dilepaskan dari Ide Bung Hatta

“Berbicara pemikiran geopolitik Soekarno dalam implementasinya, baik pertahanan dan ketahanan negara, di sisi kampus dan lembaga pendidikan, dan yang lainnya, intinya bagaimana bangsa Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di seluruh aspek,” kata Hasto Kristiyanto dalam Seminar Sehari Kebangsaan bertajuk Strategi Pemerintahan Jokowi Menjaga Keamanan Nasional yang digelar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Senin (18/7).

Sekjen DPP PDI Perjuangan itu memaparkan panjang hasil temuan risetnya yang menjadi disertasi doktoralnya mengenai teori geopolitik Soekarno di Universitas Pertahanan (Unhan) RI.

BACA JUGA: Hadapi Geopolitik dan Geostrategi Dunia, Mentan SYL: Ketahanan Pangan Aman Terkendali

Menurut dia, ada perbedaan geopolitik Soekarno yang berorientasi membebaskan bangsa di dunia dari penjajahan dan menuju perdamaian abadi dengan ala barat yang didasari ekspansi dan cenderung menjajah.

Hasto mengatakan geopolitik Bung Karno berbasis tradisi intelektual. Dia mencontohkan Indonesia merdeka atau pembebasan Irian Barat, tak menunggu memiliki sumber daya melimpah ruah.

BACA JUGA: Ide Geopolitik Soekarno, Tawaran Disertasi Hasto untuk Mas Trenggono

Namun intelektualitas yang memadukan berbagai faktor sumber daya yang ada seperti demografi, teritori, politik, dan lain-lain. Artinya menjadikan seluruh variabel geopolitik sebagai instrument of national power.

“Misalnya dalam pembebasan Irian Barat. Bung Karno mengalahkan konspirasi kolonialisme Belanda. Modalnya hanya Soekarno merancang Konferensi Asia Afrika. Modalnya hanya ide, imajinasi geopolitik, semangat juang, dan hospitality. Hotel disediakan, makanannya disediakan khas kuliner nusantara. Ke semuanya ditampilkan penuh kebanggaan. Namun, hasilnya adalah deklarasi Dasa Sila Bandung yang luar biasa,” urai Hasto.

Dan kontekstualitasnya dengan saat ini, lanjut Hasto, geopolitik Soekarno disebut sebagai progressive geopolitical coexistence, yang mensyaratkan Indonesia berjuang membangun kepemimpinan di tengah dunia di segala bidang.

“Apa yang harus dilakukan? Misalnya, kualitas demografi harus ditingkatkan. Manusia-manusia Indonesia harus hebat, terdepan dalam penguasaan iptek,” kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu mendorong generasi muda Indonesia harus berprestasi. Contoh, kemenangan pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo lalu adalah wujud geopolitik.

Sebab, atlet bulu tangkis itu mampu mengalahkan ganda asal China di tengah negara itu dianggap negara unggul sektor apa pun di mata dunia.

Dalam seminar itu, selain Hasto, yang menjadi pembicara ialah Kepala KSP Moeldoko, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, Donny Yusgiantoro, dan Yoseph Adi Prasetyo.

Di seminar itu, selain ratusan mahasiswa dan siswa SMA, hadir Wali Kota Semarang Hendrarprihadi. Hadir juga anggota DPR RI alumni UKSW Hendrawan Supratikno dan Haris Turino.

Hasto mengatakan kedatangannya ke kampus UKSW adalah yang pertama. Dia mengaku sangat mengapresiasi kompleks kampus yang sangat indah dan hijau.

Secara khusus, Hasto mengakui dirinya hadir di UKSW sekaligus untuk mengenang Alm. George Junus Aditjondro, yang pernah mengecap perkuliahan di UKSW. George dikenal juga sebagai penulis buku “Gurita Cikeas”.

“Almarhum George Junus Aditjondro itu memiliki spirit luar biasa, kritis, dan terkenal di kalangan aktivis. Almarhum George Aditjondro dikenal sebagai seorang sosiolog pemberani yang terkenal berani mengkritisi korupsi, bahkan sejak era Orde Baru,” kata Hasto. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Laksma Amarulla Yakin Geopolitik Bung Karno Bisa Mengatur Perdagangan Laut Pasifik-Hindia


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler