Hadapi Geopolitik dan Geostrategi Dunia, Mentan SYL: Ketahanan Pangan Aman Terkendali

Kamis, 09 Juni 2022 – 11:51 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Foto: Dok Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan pengamanan pangan nasional aman terkendali dalam menghadapi geopolitik dan geostrategi dunia.

Hal tersebut disampaikan Mentan SYL pada acara pra rakernas Partai Nasdem, Rabu (8/6).

BACA JUGA: Gubernur Lemhanas Apresiasi Kolaborasi Kementan dan Kemendag dalam Jaga Pangan

Menurut SYL, strategi yang dibangun sejauh ini sudah selaras dengan program jangka panjang kementan, terutama berkaitan ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan.

Di antaranya meningkatkan kapasitas produksi dan menguatkan cadangan sistem logistik pangan.

BACA JUGA: Kementan Angkat Tema Digitalisasi Sektor Pertanian pada Sidang AFSIS Ke-20

"Strategi pembangunan pertanian yang kita jalankan sudah sesuai program jangka panjang ketahanan pangan," ujar SYL.

SYL mengatakan pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam menopang berbagai aspek.

BACA JUGA: Kementan Berkontribusi Positif di Tengah Pandemi, Anggota DPR: Patut Diapresiasi

Termasuk aspek ekonomi maupun pembukaan lapangan kerja hingga berjuta-juta.

"Kita sudah memiliki cara bertindak seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, pengembangan pertanian, dan gerakan tiga kali ekspor (gratieks)," katanya.

Mentan SYL menegaskan kebutuhan 12 bahan pokok yang selama ini dijaga Kementan dalam kondisi aman dan cukup.

Dia menyebut tidak ada kekurangan apalagi kelangkaan.

Hanya saja, kata dia, ada empat komoditas yang dilakukan impor.

Pertama, daging, kedua gula, ketiga kedelai, dan keempat bawang putih.

"Ada 12 komoditas yang kita jaga yaitu beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng, dan lain-kain," tuturnya.

Dia menambahkan posisi strategi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan 273 juta penduduk dipastikan cukup.

"Tapi yang perlu diingat juga bahwa pertanian telah membuka lapangan kerja dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia," katanya.

Diketahui, Indonesia meningkatkan produksi beras nasional sehingga dalam 3 tahun terakhir tidak melakukan impor.

Padahal, sebelumnya, Indonesia mengimpor beras 1,5 sampai 2 juta ton beras setiap tahunnya.

Sejalan dengan meningkatnya produksi, nilai tukar petani pada Januari 2022 mencapai 108,67 atau naik sebesar 0,30 persen.

Sementara nilai tukar usaha petani (NTUP) mencapai 108,65 atau naik 0,12 persen.

Selain itu, terdapat juga rangkaian curva NTP yang sangat positif yang terjadi di sepanjang periode 2020 lalu. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Menggelar Pengobatan Massal Sapi Bergejala PMK di Malang


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler