Gerakan Makan Telur, NFA Bangun Kolaborasi Gencarkan Pangan B2SA-Penurunan Stunting

Minggu, 25 September 2022 – 22:09 WIB
Acara Gemar Makan Telur di Lapangan Desa Kebumen, Kabupatem Kendal, Jawa Tengah yang diinisiasi Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Minggu (25/9). Foto: Humas Badan Pangan Nasional

jpnn.com, KENDAL - Gemar makan telur tidak hanya menyehatkan masyarakat Indonesia, namun juga dapat menjadi salah satu upaya untuk pencegahan stunting.

Telur dengan segudang kandungan nutrisinya dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi ibu yang sedang hamil dan menyusui, serta balita.

BACA JUGA: Jangan Kaget, Pembuang Bayi Ternyata

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi dalam acara Gemar Makan Telur di Lapangan Desa Kebumen, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (25/9).

"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama pemerintah pusat, daerah, BUMN Pangan, asosiasi peternak, dan pihak swasta untuk mempromosikan gemar makan telur kepada masyarakat serta mendukung upaya percepatan penurunan stunting serta pencegahan kerawanan pangan dan gizi," ujar Arief.

BACA JUGA: Apa Alasan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Gugat Cerai Dedi Mulyadi? Ini

Sebanyak 15.077 butir dibagikan kepada masyarakat dalam rangka makan telur bersama.

Telur tersebut berasal dari para produsen peternak yang tergabung dalam Koperasi Unggas Sejahtera Kendal.

BACA JUGA: Kalimat Menohok Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J buat Ferdy Sambo, Anggota Polri juga Harus Baca

Menurut Arief, ketahanan pangan dan gizi selalu menjadi isu strategis nasional, karena pemenuhan pangan merupakan hak setiap warga negara yang harus dijamin kuantitas dan kualitasnya, aman, serta bergizi untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, aktif, produktif.

"Saat kami ini tengah fokus menguatkan ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, termasuk di dalamnya pengentasan daerah rawan pangan, stunting, dan penganekaragaman konsumsi pangan," tambahnya.

Arief mengatakan berdasarkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2021, kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih belum beragam, dan bergizi seimbang di mana masih tingginya konsumsi padi-padian, minyak dan lemak serta kurangnya konsumsi pangan hewani, sayur, buah, serta umbi-umbian.

Salah satu sumber protein hewani yang mudah didapat dan relatif murah adalah telur, kandungan nutrisi telur begitu lengkap baik makro maupun mikronutrien, namun konsumsi telur kita masih sebesar 7,5 kg/kapita/tahun.

Jika dibandingkan negara lain, konsumsi telur per kapita Indonesia masuk urutan ke-15 dunia.

"Tentu upaya peningkatan konsumsi telur perlu terus dilakukan melalui gerakan gemar makan telur seperti hari ini. Kita sosialisasikan tagline Makan Enak Makan Sehat Makan B2SA, yaitu Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman," ungkap Arief.

"Seperti kita ketahui, angka prevalensi stunting Indonesia tahun 2021 masih sebesar 24,4 persen sedangkan standar WHO adalah 20 persen, sehingga Indonesia masuk kategori masalah stunting yang tinggi. Bapak Presiden Joko Widodo sangat konsern atas hal tersebut dan memberikan arahan kepada kita semua agar di tahun 2024 angka prevalensi stunting Indonesia harus bisa di bawah 14 persen. Tentunya perlu kerja keras dan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat agar prevalensi stunting terus menurun seperti yang ditargetkan oleh bapak presiden," kata Arief.

Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Pangan Nasional dengan BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) tentang Sinergi Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Gizi melalui Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan momentum ini sangat penting dalam sinergi bersama percepatan penurunan stunting.

"Kita upayakan bersama bagaimana telur ini dikonsumsi sebagai sumber protein untuk stunting. Saya kira ini penting untuk mengembangkan kolaborasi pangan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita." ujar Hasto.

Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang juga hadir dalam gerakan makan telur.

"Yang penting kita lakukan saat ini adalah tindakan preventif agar tidak terjadi stunting. Ini kita terus jaga, dengan mengajak kolaborasi semua pihak kita melakukan edukasi khususnya remaja putri terkait pentingnya pencegahan stunting ini," ujar Gus Yasin.

Dalam acara Gerakan Makan Telur Bersama ini dihadiri Kepala NFA, Kepala BKKBN, Wagub Jawa Tengah, Forkopimda, Bupati Kendal, Perum Bulog, ID FOOD, dan BUMD Jateng. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diterpa Isu Perceraian dengan Anne Ratna Mustika, Dedi Mulyadi: Nyi Hyang Selalu Membuat Bahagia


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler