Geram soal Penerbitan Izin Praktik Dokter, Arief Poyuono: Sebaiknya IDI Dibubarkan

Selasa, 29 Maret 2022 – 19:56 WIB
Politikus Partai Gerinda meminta IDI dibubarkan. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Arief Poyuono menyebut Indonesia tidak akan maju dalam bidang kesehatan apabila masih terjadi monopoli penerbitan izin praktik dokter oleh IDI.

Dirinya pun berkomentar sangat keras menyikapi monopoli oleh lembaga tersebut. "Sebaiknya IDI dibubarkan saja, deh," kata Arief melalui layanan pesan, Selasa (29/3). 

BACA JUGA: Inovasi Terawan Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dijadikan Alasan Melakukan Pemecatan

Ketua Umum FSP BUMN Bersatu itu kemudian menyinggung asosiasi pilot di Indonesia yang bukan menjadi lembaga menerbitkan atau mencabut lisensi terbang.

Berbeda hal dengan IDI yang punya wewenang besar mencabut dan menerbitkan izin praktik dokter

BACA JUGA: Bareskrim Merespons Permintaan Dasco untuk Usut Pemecatan Terawan dari IDI

"Pilot juga punya organisasi pilot model seperti IDI, tetapi organisasi pilot tidak punya hak sama sekali untuk mencabut lisensi seorang pilot," lanjutnya. 

Menurut dia, pilot dan dokter sebenarnya memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjalankan kerja. Sebab, kerja dari kedua profesi itu berhubungan dengan keselamatan orang. 

BACA JUGA: Politikus Gerindra Ini Minta Pemerintah Bubarkan IDI

Namun, kata Arief, asosiasi pilot tidak punya wewenang yang sama seperti IDI terkait nasib rekan sejawat. 

Dirinya pun berharap pemerintah turun tangan terhadap kewenangan IDI yang besar. Setidaknya, izin praktik dokter tidak dikuasakan kepada lembaga yang kini dipimpin Adib Khumaidi itu. 

"Izin praktik seorang dokter lebih berkualitas jika dikeluarkan oleh pemerintah dan jauh dari conflict of interest kepentingan nantinya," tutur Arief.

Soal pencabutan izin praktik dokter ini mencuat setelah Muktamar ke-31 IDI merekomendasikan pemecatan kepada mantan Menkes RI Terawan Agus Putranto.

Terawan dianggap MKEK melanggar etik karena mempromosikan metode digital subtraction angiography (DSA) atau yang lebih dikenal dengan terapi cuci otak.(ast/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ninik Kecewa IDI Batalkan RDPU dengan Komisi IX, padahal Mau Bahas Terawan


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler