jpnn.com - BATAM - Aparat Polsek Batam Kota menggerebek tempat penampungan tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal di Jalan Perkit, Perumahan Kurnia Djaya Alam (KDA), sekitar pukul 01.00, kemarin (10/9). Dari rumah itu, polisi mengamankan dua orang yang diduga penyalur TKI. Yakni, Udin dan Sudirman. Diamankan pula 26 calon TKI, 17 perempuan dan 9 lelaki.
"Karena di polsek tidak ada selter dan penyidik PPA (perlindungan perempuan dan anak, Red), kami serahkan kasus ini ke Polresta Barelang," kata Kapolsek Batam Kota Kompol Suherman Zein.
BACA JUGA: Dada Kasatreskrim Tertembak
Penampungan TKI ilegal itu terbongkar ketika Dina, Rani, dan Jeni, tiga TKI Asal Nusa Tenggara Timur (NTT), kabur dari penampungan sekitar seminggu lalu. Mereka lari ke Tembesi, Sei Beduk. "Mereka tidak tahan di penampungan. Mereka bilang handphone ditahan dan sulit mencari makanan," kata Nahor Kamaleng, warga Tembesi yang menolong korban.
Menurut Nahor, orang di penampungan itu membawa 25 TKI asal NTT dan NTB untuk dipekerjakan di Malaysia. "Tapi, tidak langsung ke Malaysia. Mereka dibawa melalui Bali, Surabaya, Jakarta, lalu ke Batam dengan kapal," ungkapnya.
BACA JUGA: Pemkab dan DPRD Bonbol Sepakati Cara Penetapan Wakil Bupati
Dia menambahkan, dua orang melarikan diri di Surabaya. Tiga orang lagi kabur setiba di penampungan di Batam. "Jadi, tinggal 20 orang di penampungan," ujarnya.
Dini hari kemarin, aparat Polsek Batam Kota datang ke penampungan tersebut. Udin, pengelola penampungan, awalnya membantah tempatnya itu dijadikan penampungan TKI. "Hanya tempat transit. Di dalam hanya ada dua tiga orang," kilahnya.
BACA JUGA: Dicoret, Ratusan Honorer K1 Protes
Namun, dalam penggerebekan, polisi menemukan puluhan TKI dari berbagai daerah. "Saya sudah seminggu di sini. Saya mau ke Malaysia. Tapi, gajinya belum sepakat," kata Lona, TKI asal Kupang, NTT. (hgt/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Sembunyikan Informasi Formasi Umum CPNS
Redaktur : Tim Redaksi