jpnn.com, SLEMAN - Teror di Gereja Santa Lidwina Stasi Bedog, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga bukan aksi kriminal biasa. Sebab, teror yang terjadi saat misa ekaristi itu telah menciptakan ketakutan di masyarakat.
Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Eko Suwanto yang membidangi keamanan dan ketertiban umum menyatakan, teror yang melukai empat orang termasuk pemuka agama itu tak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. Menurutnya, teror yang menggangu kegiatan peribadatan itu tak boleh terjadi lagi.
BACA JUGA: Kekerasan Terhadap Pemuka Agama Tamparan Bagi Pemerintah
“Ini bukan kriminal bisa, tapi sudah aksi teror yang tidak hanya merusak, melukai korban tapi juga mengoyak kerukunan masyarakat serta bisa menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat" kata Eko.
Legislator PDI Perjuangan itu pun mengharapkan semua pihak mendukung aparat penegak hukum dalam mengungkap teror tersebut. Harapannya, pelakunya bisa dihukum dan motifnya pun terungkap.
BACA JUGA: MUI Sesalkan Aksi Penyerangan di Gereja St.Lidwina
"DPRD DIY mengecam aksi teror ini. Kami berikan dukungan penuh kepada penegak hukum agar pelaku dan aktor intelektual di belakangnya diproses hukum," tegasnya.
Selain itu, Eko juga meminta masyarakat tidak panik. Dia justru mengajak masyarakat bersatu melawan teror.
BACA JUGA: Buya Syafii Prihatin dengan Serangan Gereja St Lidwina
“Mari bersatu melawan berbagai bentuk aksi kekerasan dan teror. Ayo hidupkan lagi siskamling untuk mendukung aparat menciptakan kondisi yang damai," ajaknya.
Dia menegaskan, teroris adalah musuh rakyat, bangsa, dan umat manusia. Karena itu, masyarakat harus melawan teror.
“Jogja ora wedi (tidak takut, red). Jogja cinta damai, kita bersama rakyat akan lawan aksi aksi teror, intoleransi serta aksi kekerasan lainnya," katanya.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengamuk di Gereja St Lidwina, Pria Lukai Jemaat dan Polisi
Redaktur : Tim Redaksi