jpnn.com - Perkembangan penyidikan teror di Barcelona, Spanyol, membuat beberapa negara di Eropa siaga. Salah satunya, Jerman. Kemarin (23/8) polisi meletakkan pembatas beton di depan Katedral Koelner di Koeln, Jerman.
Sebab, tersiar berita bahwa para pelaku serangan di Spanyol sebenarnya ingin meledakkan monumen dan gereja-gereja di beberapa negara Eropa. Selain Koeln, beberapa kota di Jerman memperketat penjagaan.
BACA JUGA: Otak Teror Barcelona Mampus Dipelor
’’Kami memutuskan bertindak secepatnya setelah melihat serangan-serangan di Eropa,’’ ujar salah seorang juru bicara kepolisian Koeln.
Dia menegaskan bahwa katedral yang masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO itu adalah simbol dari kota Koeln dan terkenal di seluruh dunia. Karena itu, area tersebut harus dilindungi.
BACA JUGA: Ikut Bunuh 13 Orang, Pemuda Ini Lari ke Prancis
Media-media di Spayol kemarin memang mengungkap rencana para pelaku teror di Barcelona dan Cambrils. Sumber yang terlibat dalam penyidikan membeberkan pernyataan Mohamed Houli Chemlal dalam hearing tertutup pada Selasa (22/8) di pengadilan tinggi Madrid.
Chemlal adalah 1 di antara 4 pelaku yang masih hidup. Hanya dia yang mengakui perbuatannya dan menyatakan menyesal. Tiga lainnya mengklaim tidak bersalah.
BACA JUGA: Begini Pengakuan Tersangka Teror Barcelona
Menurut Chemlal, awalnya, kelompok yang dipimpin oleh Abdelbaki Es Satty itu memang berencana meledakkan bangunan yang menjadi ikon, terutama gereja.
Rencana tersebut berantakan setelah bom yang mereka rakit di sebuah rumah di Alcanar meledak dan menewaskan Satty.
Chemlal adalah anggota yang selamat dalam ledakan itu. Kelompok yang tersisa lantas mengubah rencana dengan menyerang menggunakan mobil.
Tidak dijelaskan bangunan mana yang akan mereka serang. Namun, koran El Mundo melaporkan bahwa kemungkinan besar gereja Sagrada Familia karya Antoni Gaudi-lah yang bakal menjadi sasaran.
Mereka membuat bom dari tabung gas butana yang memiliki daya ledak besar. Pembuatan dilakukan secara otodidak dengan belajar lewat internet. Bahan-bahan untuk membuat bom itu dibeli di Spanyol dan luar negeri secara langsung serta via internet.
Di puing-puing rumah yang meledak, polisi menemukan beberapa tiket ke Brussels, Belgia, atas nama Satty yang dikeluarkan oleh maskapai Vueling. Belum diketahui apakah dia memiliki hubungan dengan kelompok militan di Belgia.
Ditemukan pula catatan berbahasa Arab yang bertulisan surat pendek dari tentara Islamic State (IS) di tanah Andalusia untuk para tentara perang salib, pembenci, pendosa, orang-orang yang berlaku tidak adil, dan para koruptor.
Pada abad pertengahan saat Islam berkuasa di Spanyol, negara itu disebut Andalusia. Selain itu, ditemukan nota pembelian 500 liter aseton dan bahan-bahan lain yang bisa dipakai untuk membuat bom rakitan.
Mereka membelinya pada awal Agustus. Beberapa jam sebelum serangan di Las Ramblas, Barcelona, pada Kamis (17/8), mereka juga membeli 4 pisau dan kapak.
Sementara itu, berdasar hasil hearing, hakim Fernando Andreu memerintahkan agar Chemlal dan Dris Oukabir tetap didakwa sebagai anggota teroris dan pelaku pembunuhan.
Chemlal juga didakwa dengan kepemilikan bahan peledak. Salh El Karib yang menjalankan kafe internet tetap ditahan selama penyidikan berlangsung.
Pelaku keempat pemilik mobil Audi A3 yang dipakai menyerang di Cambrils Mohamed Aalla dibebaskan dengan syarat. Tidak diungkap apa saja syaratnya. (Reuters/AFP/sha/c20/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Barcelona: Lionel Messi Berduka, Barca Bersedih
Redaktur & Reporter : Adil