Gereja Luluh Lantak Diguncang Gempa

Selasa, 15 Juli 2014 – 12:07 WIB

jpnn.com - PONCOL – Gempa yang mengguncang kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah Senin (14/7), membuat sebuah tempat ibadah ambruk. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di Desa/Kecamatan Poncol yang berada di tengah permukiman warga itu porak-poranda karena tidak mampu menahan getaran yang berkekuatan 5,6 skala Richter (SR) tersebut.

Meski tidak menelan korban jiwa, gempa yang berpusat di kedalaman 10 kilometer dan berjarak 104 kilometer ke arah tenggara Pacitan itu mengakibatkan kerugian materi hingga ratusan juta rupiah. ’’Saat kejadian, tidak ada aktivitas di gereja,’’ ungkap Sarjono, ketua jemaat GMAHK, kepada Jawa Pos Radar Madiun di lokasi kejadian, Senin (14/7).

BACA JUGA: Dana Gaji ke-13 PNS Sudah Ada tapi Belum Bisa Cair

Menurut dia, gempa terasa pukul 12.05. Warga setempat berhamburan ke jalan karena merasakan getaran yang cukup kuat. Suasana panik pun terlihat karena terjadi lima kali guncangan. ’’Selang beberapa menit, atap gereja roboh. Sebagian tembok pun ambruk. Suaranya cukup keras,’’ ujar Sarjono.

Lantaran masih trauma, warga cuma memandangi bangunan tua yang direnovasi 14 tahun silam itu luluh lantak. Apalagi banyak rumah warga yang rusak. Bagian genting rumah warga rata-rata berguguran. ’’Kami tidak menyangka gempa bisa merobohkan gereja. Padahal, bangunan ini cukup kukuh,’’ tambahnya.

BACA JUGA: Tewas saat Berburu Emas

Setelah kondisi dirasa aman, warga berbondong-bondong ikut membersihkan puing-puing gereja yang berserakan. Sejumlah personel TNI pun terlihat bergotong-royong bersama warga. Lantaran kerusakannya cukup parah, material bangunan sepanjang 22 meter dan lebar 6 meter itu tidak bisa dibersihkan dalam waktu singkat. Rencananya, hari ini warga dan petugas bekerja bakti lagi untuk mengevakuasi reruntuhan.

’’Kerusakan gereja ini sudah kami laporkan ke BPBD (badan penanggulangan benca daerah). Mungkin ada tindakan lebih lanjut untuk evakuasi,’’ jelas Sarjono.

BACA JUGA: Inilah Empat Titik Rawan Macet di Tegal

GMAHK, lanjut dia, dibangun pada 1977. Material bangunan rata-rata sudah uzur di makan usia. Gereja tersebut terakhir diperbaiki pada 2000. Namun, perbaikan hanya dilakukan untuk bagian atap dan sebagian tiang penyangga. ’’Perbaikan dan perawatan gereja berasal dari urunan jemaat. Ada sekitar 100 jemaat yang memanfaatkan gereja untuk kebaktian,’’ ungkap Sarjono.

Kepala Desa Poncol Syamsu Hary menjelaskan, meski mayoritas warganya muslim, mereka tidak segan ikut membersihkan material gereja yang ambruk. Kerukunan umat beragama di desa tersebut sudah terjalin secara turun-temurun. ’’Sebab, selama ini kami juga saling membantu dan membutuhkan,’’ tuturnya.

Bukan hanya GMAHK Poncol yang rusak parah karena gempa. Rumah milik Rimun, 67, warga Desa Gonggang, Poncol, pun nyaris ambruk. Sebagian atap rumah Rimun miring. Lantaran membahayakan keselamatan penghuni rumah, sebagian material bangunan juga dievakuasi. ’’Penghuni rumah di ladang saat kejadian,’’ ucap Sodir, salah seorang warga setempat.

Agung Lewis, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, menyatakan sudah menginventariskan kerugian karena gempa tersebut. Berdasar laporan terakhir yang diterima, baru gereja GMAHK dan rumah Rimun yang rusak. ’’Sudah kami data. Selanjutnya, kami laporkan ke pemerintah untuk ditindaklanjuti. Masyarakat tidak perlu panik dengan gempa ini,’’ tegasnya. (mas/dip/yup/JPNN/c15/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Tengah Siap Dilewati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler