Gerhana Tambah Daya Tarik Borobudur, Ini Fotonya...

Kamis, 10 Maret 2016 – 12:43 WIB
Suasana gerhana matahari yang disaksikan dari Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Foto; Radar Kedu/JPG

jpnn.com - MAGELANG - Gerhana matahari total (GMT) yang terjadi Rabu (9/3) pagi menambah daya tarik Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Meski wilayah Jawa hanya mendapatkan gerhana matahari sekitar 80 persen, namun hal itu tak mengurangi minat wisatawan untuk menyaksikannya langsung dari kawasan Candi Borobudur.

Ribuan pengunjung mendatangi Borobudur dan kawasan sekitarnya untuk menyaksikan gerhana matahari. Di atas Candi Borobudur terlihat puluhan turis dari berbagai negara mulai berdatangan sejak pukul 06.00 pagi. Mereka terlebih dahulu menikmati sunrise yang tak kalah indahnya.

BACA JUGA: Anak Angkat Rano Karno Tabrak Taksi, Ini Sanksi dari Polisi

Sejumlah rombongan wisatawan domestik termasuk para pelajar juga berdatangan. Hingga pada puncak terjadinya gerhana, wisatawan terus berdatangan. Banyak di antara mereka mengabadikan momen langka itu dengan kamera maupun smartphone.

Tak hanya di Candi Borobudur, sejumlah bukit di sekitar candi peninggalan wangsa Syailendra itu juga ramai oleh wisatawan yang hendak memburu gerhana matahari.  Punthuk Setumbu, sebuah bukit di Desa Karangrejo yang tak jauh dari Borobudur juga dipadati wisatawan yang hendak menyaksikan matahari terbit sekaligus gerhana matahari.

BACA JUGA: Sebagian Eks PSK Kalijodo Pindah ke Pekalongan

Florian, 29, wisatawan asal Jerman, mengaku senang karena datang ke Indonesia bertepatan dengan munculnya gerhana matahari. Ia dan teman-temannya memilih Borobudur untuk menyaksikan fenomena langka itu.

“Saya pertama kali ke sini (Borobudur, red) dan saya senang bisa berpetualang sekaligus melihat gerhana matahari,” katanya.

BACA JUGA: Kodam Udayana Resmi Laporkan Pengeroyok Anggota TNI yang Baik Itu

Hal yang sama diungkapkan Yanto, asal Jakarta. Ia sejenak meninggalkan hiruk-pikuk ibu kota untuk merekam momen gerhana di atas Candi Borobudur.
“Awalnya mau ke Palembang, namun tiket hotel sudah penuh. Saya putuskan ke Candi Borobudur karena juga tidak kalah bagus. Teman-teman dari Jogja juga datang ke sini,” ujarnya.

Sejumlah petugas dari Balai Konservasi Borobudur (BKB) juga terlihat melakukan penelitian. Mereka melakukan pengukuran pada lapisan bebatuan yang terkena sinar matahari saat terjadinya gerhana. Ada juga yang menerbangkan pesawat nirawak atau drone.

Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo dan jajarannya menyaksikan gerhana di puncak stupa Borobudur. “Ini peristiwa alam yang penting dan menarik, antara lain dari aspek astronomi, sedangkan dari makrokosmos dan mikrokosmos membawa kesadaran bahwa manusia menjadi bagian kecil dari jagat ini,” ujarnya seperti dikutip Radar Kedu.

Petugas Balai Konservasi mengambil sampel batuan untuk meneliti kemungkinan adanya perubahan rona batu Candi Borobudur setelah gerhana. Untuk itu, petugas memotret sampel batu saat sebelum, selama dan setelah gerhana.

“Hasilnya belum tahu pasti karena masih akan terus diteliti, apakah ada perubahan rona batuan,” katanya.(vie/lis/JPG/ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Operasi Hotel Bali Club Bakal Dicabut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler