jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra bisa rugi dua kali jika Prabowo Subianto menyerahkan tiket calon presiden (Capres) kepada orang lain. Suara Gerindra jeblok di Pemilu Legislatif dan calon yang diusung Gerindra kalah di Pilpres mendatang.
Karena itu, Prabowo wajib maju kembali sebagai capres untuk mengangkat elektabilitas Gerindra di Pileg sekaligus menggandeng calon wakil presiden untuk bersaing dengan Jokowi di Pilres.
BACA JUGA: Uji Materi Masa Jabatan Wapres, Bikin Pilpres jadi Rumit
“Itulah efek ikutan yang tidak bisa dinafikan. Prabowo adalah figur yang diharapkan bisa menaikkan suara Gerindra. Apalagi bila Prabowo mengambil calon dari PAN, PKS atau Demokrat akan dapat dua-duanya. Itulah kenapa nuansa kebatinan mereka mengharapkan Prabowo maju (Pilpres),” kata pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago di Jakarta, Kamis (26/7).
Gerindra dan sekutunya, menurut Pangi, sejauh ini masih satu suara untuk mengusung Prabowo sebagai capres. Tinggal kemudian, siapa yang akan digandeng Prabowo sebagai calon wakil presiden nantinya. Apakah akan mengambil calon yang diajukan PKS, PAN, atau justru Partai Demokrat.
BACA JUGA: Perebutan Cawapres Prabowo, Gerindra Belum Punya Solusinya
Pangi menjelaskan merujuk pada pertemuan politik antara Prabowo dan SBY, sejatinya calon presiden dan calon wakil presiden dari koalisi Gerindra sudah mengerucut.
"Kalau saya melihat Prabowo-AHY lebih menjual. Artinya bisa menjadi lawan tanding yang sebanding jika head to head dengan Jokowi dan pasangannya," ujar dia.
BACA JUGA: Jokowi Butuh Sosok Seperti Cak Imin di Pilpres 2019
Prabowo-AHY, kata Pangi, paling masuk akal karena AHY seorang anak muda. Berbanding lurus dengan keberadaan 40 persen atau 80 juta pemilih di Pemilu adalah milenial atau berusia 17 sampai 38 tahun.
"AHY memiliki racikan elektoral yang tinggi. Dia tertinggi sebagai cawapres berdasarkan hasil sejumlah survei, bahkan mengalahkan Pak JK. Pak SBY juga punya pengalaman langsung di pemerintahan, jadi mentornya nanti bisa langsung Pak SBY," jelasnya.
Di samping itu, AHY terbantu dengan mesin Partai Gerindra yang sudah memiliki investasi elektoral sebanyak 10 persen. "Itu akan menggerakkan AHY. Dan tak kalah penting, AHY juga intelektual. Itu penting untuk menjadi pertimbangan Prabowo," tutupnya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Tak Mungkin Cawapres Lagi Jika Sistem Seperti Ini
Redaktur & Reporter : Friederich