jpnn.com, JAKARTA - Cerita Mahfud MD soal proses penentuan calon wakil presiden pendamping Jokowi langsung dijadikan amunisi oleh kubu Prabowo. Klaim Mahfud bahwa Jokowi ditekan partai politik untuk memilih KH Ma'ruf Amin dianggap sebagai bukti lemahnya pendirian sang petahana.
"Pak Jokowi enggak punya pendirian yang kuat. Ditekan oleh pihak lain, Pak Jokowi langsung ngeper (takut). Sehingga beliau memutuskan mengganti nama Prof Mahfud menjadi Ma’ruf Amin," kata Wasekjen Gerindra Andre Rosiade kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (15/8).
BACA JUGA: Jubir PSI Siap Membela Jokowi dari Serangan Hoaks Prabowo Cs
Hal itu jelas berbeda dengan capres yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Menurut Andre, Prabowo menunjukkan ketegasan dan pendirian kuat saat memutuskan Sandiaga Uno sebagai pendampingnya.
Andre mengatakan, karakter Jokowi yang lemah sangat membahayakan cita-cita pembukaan UUD 45.
BACA JUGA: Misbakhun Sebut Pemerintahan Jokowi Manjakan UMKM
"Cita-cita kita menjadi negara besar bisa gagal kalau presidennya punya mental dan pendirian yang tidak kokoh," tegasnya.
Justru sikap Jokowi itu akan membawa Indonesia menjadi bangsa jongos dan terus berada di ketiak bangsa asing.
BACA JUGA: PKS Sudah Terlalu Sering Berkorban untuk Gerindra
"Kalau begitu bangsa kita tetap menjadi bangsa jongos karena presidennya tidak punya pendirian yang kuat. Ini dibuktikan dari proses penentuan cawapres, ditekan sedikit ngeper," tandasnya. (fiq/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Ternyata Suka dengan Produk Yamaha, Nih Buktinya
Redaktur & Reporter : Adil