jpnn.com - jpnn.com -Presiden Joko Widodo diminta lebih tegas membuat keputusan pada sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM), termasuk terkait pengisian jabatan Direktur Utama Pertamina. Jangan sampai diintervensi para mafia migas.
Menurut Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Poyuono, saat ini dia mendengar kabar ada sebuah gerakan yang disponsori mafia impor minyak berinisial MR dan GY, sedang mencoba coba lewat seorang menteri kabinet kerja, ingin memulai kembali pratik mafia impor minyak.
BACA JUGA: Jokowi: Kalau Puskesmas Penuh, Berarti Pemerintah Gagal
Caranya, dengan mendorong calon Dirut Pertamina yang mudah diatur dan menjadi kaki tangan para mafia. "Calon dirut tersebut memang dari legacy pertamina yang masih aktif , tapi kinerja dan prestasinya di Pertamina belum mumpuni untuk posisi orang nomor satu di Pertamina," ujar Arief di Jakarta, Selasa (28/2).
Menurut Arief, jika Pertamina nantinya dipimpin bukan oleh orang yang mengerti tentang alur bisnis dan transformasi, maka jangan harap semua program Presiden Joko Widodo menciptakan ketahanan energi akan terealisasi.
BACA JUGA: 41 Ribu Orang Ingin Indrisantika Kurniasari Ditangkap
"Yang ada malah mafia migas yang sebelumnya tersangkut kasus 'papa minta saham Freeport' serta pengemplang pajak GY, come back ngerampok negara lewat Pertamina," tutur Arief.
Selain itu, Arief juga menyoroti terkait persoalan kontrak karya Freeport. Menurutnya, presiden juga perlu berhati-hati. Jangan mau diadu domba oleh kekuatan asing. Karena akan berakibat fatal bagi perekonomian dan politik lokal di Papua, maupun nasional. Bahkan bisa mengarah pada ancaman disintegrasi bangsa.
BACA JUGA: Pertamini Bukan Bagian Dari Pertamina Lho
"Di sini Pak Joko Widodo harus cerdas. Sepertinya group penganggu Freeport, berusaha mengacaukan investasi Freeport. Hampir sama dengan group 'papa minta saham Freeport' yang ingin memojokan Pak Joko Widodo untuk diadu domba dengan pemerintah Amerika Serikat," pungkas Arief. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Papua Ingin Bahas Freeport dengan Jokowi
Redaktur & Reporter : Ken Girsang