Ghannez Loreza: Penyelamatan Bumi Tak Bisa Hanya Sebatas Berkomentar di Medsos

Kamis, 23 Desember 2021 – 16:33 WIB
Mr. Earth Ghannez Loreza. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, BALI - Perwakilan putra daerah Jabar, Ghannez Loreza terpilih sebagai Mr. Earth di Pemilihan Putra Putri Pariwisata Indonesia baru-baru ini.

Dia mengatakan banyak tugas di bidang lingkungan yang harus dijalankannya saat ini.

BACA JUGA: Tidak Mau Kecolongan, PHRI DIY Minta Pemda Lakukan Ini

"Sejujurnya belum genap satu minggu saya mengemban tugas sebagai Mr Earth Indonesia 2021. Suatu kehormatan dan tanggung jawab yang besar pastinya," ujar Ghannez pada JPNN.

Ghannez mengatakan saat ini salah tugas pentingnya adalah mengajak generasi muda untuk mengenal konsep sustainability atau keberlanjutan dalam menjaga lingkungan.

BACA JUGA: PHRI DIY Perketat Pengawasan Wisatawan dari Jakarta, Ini Alasannya

Dia menjelaskan edukasi tentang konsep sustainability atau keberlanjutan sudah dimulai sejak dini di beberapa negara seperti Australia dan Jepang.

Dia berharap hal itu juga bisa ditanamkan terhadap generasi muda Indonesia agar tidak adanya kesalahpahaman konsep keberlanjutan.

BACA JUGA: Minat Berwisata ke Benua Antartika Diperkirakan Terus Naik, Meski Biayanya Mahal

Pasalnya, banyak kalangan muda yang belum memahami betul konsep tersebut.

Oleh karena itu, Ghannez siap mensosialisasikan hal tersebut melalui semua akun media sosial yang dimilikinya.

"Ke depannya, kampanye yang saya buat #IamTheGuardianofTheEarth #SayaPelindungBumi akan saya promosikan baik melalui platform social media maupun acara offline lainnya," tambahnya.

Mister Earth Ghannez Loreza (kiri).

Dia mengatakan Hashtag #IamTheGuardianofEarth #SayaPelindungBumi akan mengajak generasi muda dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya untuk turut mengambil peran aktif melestarikan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Dengan berperan aktif, diharapkan akan tumbuh rasa cinta lingkungan yang lebih besar dalam diri generasi muda Indonesia.

"Tidak hanya sebatas peran pasif, tetapi turut andil dalam pelestarian lingkungan melalui beberapa kegiatan keseharian," tambah pria yang mengisi waktu luangnya sebagai guru bahasa Inggris tersebut.

Ghannez menjelaskan generasi muda bisa aktif dalam kegiatan pengelolaan limbah plastik dan rumah tangga agar lebih bisa ramah lingkungan.

"Selain itu, saya akan membangun relasi dengan organisasi lain nya agar bisa merangkul generasi muda dalam skala yang lebih besar dan lebih menarik minat masyarakat luas yang tidak terbatas hanya generasi muda, karena #SayaPelindungBumi adalah peran setiap individu yang hidup di atas planet bumi ini," lanjutnya.

Ghannez tak hanya bicara soal lingkungan, dia juga mengimplementasikan hal tersebut dalam kesehariannya.

Pemuda asal Cirebon yang bekerja sebagai international flight attendant di salah satu maskapai di Australia tersebut sudah mempelajari hal itu selama berada di luar negeri.

Dia berkunjung ke beberapa tempat dan melihat bagaimana budaya warga negara lain dalam merawat lingkungan.

Salah satu yang ditirunya dalam kehidupan sehari-hari adalah Konsep BYO (Bring Your Own)/bawa milikmu sendiri di Australia.

"Konsep itu sudah sejak lama saya lakukan di manapun saya berada. Membawa tumblr ke manapun saya pergi, alat makan pribadi yang dapat digunakan kembali dan membawa tas belanja pribadi," sambungnya.

Ghannez yang pernah berkunjung ke Jepang mengatakan Negeri Sakura itu sudah lama menerapkan konsep pemisahan sampah dan penggunaan alat rumah tangga hemat energi.

Warga Jepang, tuturnya, tidak menggunakan AC dan alat elektronik lain saat tidak dibutuhkan untuk menghemat energi.

Efisiensi dalam memasak pun bisa berpengaruh besar dalam mengurangi carbon footprint dan limbah rumah tangga

"Ini eangat membantu dalam merawat lingkungan dan mengurangi carbon footprint," tambahnya.

Sementara itu, di lingkungan kerja, perusahaannya, sambung Ghannez, telah diterapkan konsep ramah lingkungan on board the aircraft dengan mengurangi penggunaan produk plastik.

Selain itu, maskapainya juga menerapkan efisiensi service dalam pesawat agar bisa menimalisir jejak carbon yang ditinggalkan.

Sementara itu, ditanya pendapatnya soal perubahan iklim dan pemanasan global, menurut Ghannez, hal itu bukan lagi sebuah isu baru.

Dia mengakui banyak pihak yang menganggap hal itu sebagai bagian dari konspirasi. Namun, Ghannez menegaskan, dibanding menuding hal tersebut, sebaiknya semua masyarakat dunia aktif menjaga lingkungan masing-masing.

"Sebaiknya kita menunjukkan aksi daripada hanya sebatas ucapan verbal," tegasnya.

Ghannez mengingatkan semua kalangan terkait dampak dari pemanasan global yang tak bisa dihindarkan.

Di antaranya telah terjadi kenaikan suhu air laut sudah merusak warna coral di beberapa tempat di dunia, cuaca extrem baik itu musim panas ataupun musim dingin, dan berbagai kejadian bencana yang terjadi akibat kerusakan alam.

"Saya yakin bahwa kita tidak bisa sepenuhnya memperbaiki fenomena tersebut, tapi saya percaya bahwa kita sangat mampu untuk mencegah hal yang lebih buruk terjadi di kemudian hari.

Ghannez berharap generasi muda Indonesia yang sudah melek teknologi bisa memanfaatkan dengan baik informasi tentang merawat lingkungan.

Dia mengingatkan dunia saat ini perlu aksi nyata generasi muda.

"Penyelamatan bumi tidak hanya sebatas comment di Instagram atau posting di Facebook," tuturnya.

Dia mengatakan perlu langkah lebih jauh seperti penanaman kembali. Langkah paling simple lainnya, kata dia, dengan membuang sampah pada tempatnya dan mengadopsi konsep Reuse, Reduce, Recycle and Replace.

Ghannez berharap semua bisa melakukan langkah-langkah sederhana dalam menjaga lingkungan sekitar. (flo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Optimistis Piala Presiden Esports 2021 Dongkrak Pariwisata Bali


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler