jpnn.com - Perekonomian dunia terus berkembang seiring dengan munculnya potensi-potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia.
Pada awalnya kegiatan perekonomian masyarakat dunia bertumpu pada perekonomian berbasis sumber daya alam, yaitu pertanian.
BACA JUGA: Selter Manahan: Kolaborasi Apik di Bawah Kepemimpinan Gibran
Kini perekonomian dunia sudah bergeser ke perekonomian berbasis sumber daya manusia, yaitu industri dan teknologi informasi.
Pakar ekonomi dunia, Alvin Toffler, membagi perkembangan peradaban ekonomi dunia ke dalam tiga gelombang ekonomi, yaitu gelombang ekonomi pertama berupa perekonomian yang didominasi oleh kegiatan pertanian, gelombang ekonomi kedua berupa perekonomian yang didominasi oleh kegiatan industri, dan gelombang ekonomi ketiga berupa perekonomian berbasis teknologi informasi.
BACA JUGA: Komitmen Nyata Gibran Dukung Produk Lokal Indonesia & Berdayakan UMKM
Alvin juga memperkirakan bahwa setelah gelombang ekonomi ketiga, akan muncul gelombang ekonomi keempat atau yang disebut juga dengan gelombang ekonomi kreatif, yaitu perekonomian yang berbasiskan pada ide-ide atau gagasan yang kreatif dan inovatif.
Gelombang ekonomi keempat itulah yang kini sudah mulai terlihat menggeliat di Tanah Air.
BACA JUGA: Iqbal Menilai Gibran Telah Menunjukkan Kecongkakan
Membahas ekonomi kreatif pasti akan sangat menarik karena perkembangan industri tersebut di Indonesia mengalami kemajuan dari waktu ke waktu.
Karena semua orang berharap ingin maju dengan berkreatif, kita akan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, misalnya pada bidang pertanian, perikanan, dan pertambangan.
Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi secara nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif pelaku usaha, khususnya di bidang ekonomi kreatif, menempati bagian terbesar dari segala aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia.
Indonesia nantinya juga akan mengalami bonus demografi hingga 2035. Hingga 2030 jumlah penduduk usia produktif diperkirakan di atas 60 persen.
Sebanyak 27 persen di antaranya merupakan penduduk muda dengan usia 16-30 tahun.
Penduduk muda Indonesia tersebut berpotensi menjadi wirausaha dan tenaga kerja yang memiliki talenta kreatif dan nantinya akan mampu menggerakkan dinamika ekonomi, sosial, dan budaya.
Peluang tersebut ditunjang dengan banyaknya wilayah dan kawasan yang memiliki potensi sumber daya yang besar, tetapi belum dikembangkan secara optimal.
Sementara itu, ekonomi kreatif membutuhkan pemimpin yang peka akan perkembangan sektor ekonomi kreatif. Hal itu bukan tanpa alasan.
Jika sektor ekonomi memiliki potensi yang besar, hal itu harus dikomandoi oleh pemimpin yang muda dan mempunyai visi serta bukti kinerja yang telah dirasakan langsung oleh beberapa elemen masyarakat.
Ibarat gayung bersambut, rencana pengembangan sektor ekonomi kreatif itu sudah menjadi rancangan besar oleh sosok anak muda yang menjadi calon wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming.
Gibran yang sebelum dicalonkan sebagai wakil presiden berpengalaman memimpin Kota Solo dengan sederet prestasi mentereng, khususnya bidang ekonomi kreatif.
Saat menjabat sebagai wali kota Solo, Gibran sudah mencoba untuk melakukan beberapa upaya dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
Bahkan, prestasi Gibran dalam upaya mendongkrak kemajuan sektor ekonomi kreatif sudah teruji sampai ke taraf internasional.
Sebagai contoh, sebelum dicalonkan sebagai wakil presiden, Gibran telah menunjukkan komitmen yang kokoh terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Kota Solo melalui berbagai langkah inovatif.
Dalam pertemuan yang bersejarah dengan Presiden Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB, Paula Navaes, yang berlangsung pada Selasa, 12 September 2023, di New York, Amerika Serikat, Gibran membagikan kisah kesuksesan dan potensi ekonomi kreatif Kota Solo.
Pertemuan itu merupakan bagian tangkaian kunjungan kerja Wali Kota Solo di Amerika Serikat, yang merupakan hasil dari undangan resmi dari Perutusan Tetap RI untuk PBB dan Kedutaan RI di Amerika Serikat.
Dalam pertemuan tersebut, Gibran dengan penuh semangat berbagi cerita mengenai kondisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pelaku kreatif di Solo pascapandemi Covid-19.
Pemerintah Kota Solo di bawah kepemimpinan Gibran sukses memperkuat UMKM melalui digitalisasi, menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Gibran menekankan bahwa hal itu merupakan contoh nyata bagaimana platform digital dapat menjadi pemacu bagi pertumbuhan ekonomi inklusif sesuai dengan tema yang diangkat dalam berbagai forum PBB.
Pertemuan bersejarah Wali Kota Solo, Gibran, itu sejalan dengan upaya Indonesia untuk terus mempromosikan isu ekonomi kreatif sebagai agenda global.
Saat ini Pemerintah Indonesia menginisiasi rancangan resolusi “Promoting Creative Economy for Sustainable Development” untuk meningkatkan kesadaran dan membangun kerja sama.
Gunanya ialah mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif demi mencapai Sustainable Development Goals pada 2030.
Gebrakan yang telah dilakukan oleh Gibran bahkan sampai ke taraf internasional menjadi bukti keseriusan Gibran untuk menggenjot perekonomian Indonesia nantinya dengan memanfaatkan sektor ekonomi kreatif.
Apalagi saat dilaksanakannya debat calon wakil presiden beberapa waktu lalu, Gibran menyampaikan bahwa akan menggenjot ekonomi kreatif dan UMKM agar bisa menciptakan kesejahteraan.
Pasalnya, saat ini Indonesia memiliki 64 juta UMKM dengan berhasil menyumbangkan 61% dari PDB dengan target akan membuka 19 juta lapangan kerja baru di semua penjuru negeri.
Optimisme untuk menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai salah satu instrumen untuk membantu mewujudkan Indonesia Emas nantinya haruslah tetap digaungkan dan didukung pengimplementasiannya oleh seluruh rakyat Indonesia, apalagi dengan adanya konseptor seperti Gibran, yang sudah memiliki bukti kerja nyata ketika memimpin Kota Solo.
Jadi, tunggu apa lagi kalau tidak diterapkan di Indonesia jika Gibran benar-benar menjadi orang nomor 2 di Indonesia nantinya.
Penulis Adalah Mahasiswa Departemen Akuntansi Universitas Andalas
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif