Gila Harta dan Kuasa, Penyakit Pemimpin Asia

Minggu, 23 September 2018 – 07:33 WIB
Mantan PM Pakistan Nawaz Sharif. Foto: AP

jpnn.com - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak sedang berusaha lepas dari jerat 32 dakwaan korupsi. Namun, dia bukan satu-satunya. Pemimpin yang hobi merampok uang negara bukanlah barang baru di Asia.

Sebelum Malaysia, Korea Selatan (Korsel) sibuk mengusut skandal korupsi mantan presidennya, Park Geun-hye. Perempuan 66 tahun itu kini berstatus narapidana. Tetapi, dia memboikot semua sidang sejak Oktober 2017.

BACA JUGA: Dijerat 32 Dakwaan, Najib Masih Bebas Berkeliaran

Versi Park, kasusnya telah dipolitisasi. Park bahkan tak hadir saat sidang vonis yang menjatuhkan hukuman 25 tahun penjara untuknya pada April lalu. Selain tak hadir, dia tak mengajukan banding. Dia membiarkan kasusnya berjalan tanpa perlawanan karena dirinya merasa menjadi korban.

Park kali terakhir terlihat publik saat menjalani perawatan kesehatan di St Mary Hospital, Seoul, pada 9 Mei. The Straits Times melaporkan bahwa Park menderita nyeri punggung. Selama di penjara, presiden perempuan pertama dan satu-satunya Korsel itu memang tidur di lantai beralas kasur tipis.

BACA JUGA: Jaksa: Najib Razak Aib Malaysia

Jika dibandingkan dengan Park, nasib mantan PM Pakistan Nawaz Sharif jauh lebih baik. Rabu (19/9) dia bebas dari penjara. Padahal, dia sudah divonis bersalah terkait skandal Panama Papers. Dia diganjar 10 tahun penjara. Namun, kasusnya lantas ditangguhkan. PM yang masuk jajaran orang terkaya Pakistan itu lantas diizinkan keluar dari bui.

Bebasnya Sharif sempat menjadi perbincangan. Banyak yang menduga Arab Saudi menekan PM Imran Khan untuk membebaskan dia. Sebab, Khan baru pulang dari Riyadh dan kedua negara punya hubungan dekat. Demikian juga Sharif. Dia dan keluarganya punya hubungan dekat dengan Saudi.

BACA JUGA: Najib Dihantam 25 Dakwaan Baru

Namun, dugaan itu dibantah Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry. "Tidak ada negara yang meminta pembebasannya. Nawaz Sharif tidak sepenting itu bagi Saudi," tegasnya.

Chaudhry boleh bilang Sharif tak penting. Tapi, bagi para pendukungnya, dia tetaplah panutan. Dan, dia masih punya banyak pendukung. Apalagi, dia masih sangat kaya. Media Pakistan menyebutkan bahwa kekayaan Sharif mencapai USD 1,4 miliar atau setara Rp 20,76 triliun.

Pemimpin korup yang tak kalah beruntung adalah Joseph Ejercito Estrada. Mantan presiden Filipina itu hanya mendekam sebulan dibui. Padahal, dia divonis penjara seumur hidup karena terbukti menerima suap.

Estrada terbukti menerima suap dari para pengusaha tembakau dan juga bos judi Filipina. Jumlahnya tidak sedikit. Yakni, mencapai USD 85 juta atau setara Rp 1,26 triliun.

Pada 12 September 2007, dia dijatuhi vonis seumur hidup. Namun, Presiden Gloria Macapagal-Arroyo mengampuni Estrada. Pada 22 Oktober 2007, Estrada bebas.
Keputusan Arroyo itu jelas membuat geram para jaksa dan penyidik. Mereka merasa kerja keras mereka sia-sia. Apalagi, mereka butuh waktu sekitar enam tahun untuk membuktikan bahwa Estrada bersalah.

Estrada juga diuntungkan sifat pemaaf dan gampang lupa masyarakat Filipina. Kini, setelah satu dekade lebih berlalu sejak skandal korupsi yang mencoreng nama baiknya, dia hidup nyaman. Dia bahkan sudah berpolitik lagi. Tepatnya, menjadi wali kota Manila. (sha/c19/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nawaz Sharif Lolos dari Hukuman 10 Tahun Bui


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler