jpnn.com - SERANG - Perbuatan pria berinisial Sa (26) sungguh biadab. Sebagai suami, semestinya ia melindungi kehormatan istrinya, Ra (19). Namun yang terjadi sebaliknya. Sa justru mempersilakan istrinya "digarap" pria lain.
Ironisnya, kejadian dialami Ra sejak ia baru menikah. "Malam pertama" justru dilalui bersama Kas (39) yang tak lain adalah bos suaminya. Tindak pidana asusila yang dialami Ra di luar kebiasaan kasus serupa lainnya.
BACA JUGA: Siswi SMK Diperkosa dan Dibunuh, Mayatnya Dibuang di Area Kuburan
Ra melaporkan telah diperkosa oleh Kas, pengusaha peternakan ayam potong di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. Anehnya, kasus ini terjadi karena seizin suami korban. Sa (26) yang semestinya melindungi kehormatan istrinya itu justru ikut membantu Kas.
Kasus ini baru terbongkar setelah lima bulan Ra dan Sa hidup bersama sebagai suami istri. Kebisuan korban tanpa sebab. Ra hanya diam karena mendapat ancaman dari suaminya. Korban akan dibunuh jika membeberkan pemerkosaan itu. Sadisnya, Ra ternyata diperkosa oleh Kas hanya berselang tiga hari setelah ijab kabul dilakukan Sa pada September 2014.
BACA JUGA: Waduh! Polisi Pesta Sabu di Ruang Kasat Bareng Tahanan
“(Sebelumnya, Red.), enggak pernah (korban berhubungan badan dengan Sa, Red.). Saya enggak suka dengan Sa,” ungkap Ra di sela pemeriksaan di ruang Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Serang, Jumat (27/2) dilansir Radar Banten (Grup JPNN.com).
Korban mengaku, pernihakannya dengan Sa bukan didasari oleh cinta. Ra dan Sa menikah karena dijodohkan oleh orangtua mereka.
BACA JUGA: Ini Tips Polri Atasi Begal Motor
“Enggak pernah pacaran (dengan Sa-red), langsung jadi aja. Saya masih di Jakarta, disuruh pulang. Paginya, disuruh nikah,” tutur Ra.
Setelah ijab kabul, Ra dan Sa menumpang di rumah orangtua Ra di Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang. Tiga hari kemudian, Sa mengajak Ra jalan-jalan. Sa membawa korban ke rumah Kas di Kecamatan Cikeusal. Ra juga diajak untuk menginap di rumah bos suaminya itu. Korban tidur di kamar yang sengaja telah disediakan oleh tuan rumah.
“Jam sebelas malam, berdua (Sa) sama Kas masuk kamar. Sa ngebukain celana saya, Kas yang ngerjain (menyetubuhi korban). Udah itu, udah. (Kas dan Sa) keluar kamar,” tutur Ra.
Pagi harinya, Ra dan Sa pulang ke rumah orangtua korban.
“Dia (Sa) ngomong, mau dijebrusin (didorong-) ke jembatan Pamarayan. Saya takut, jadi enggak pernah bilang sama orangtua,” ungkap Ra soal ancaman suaminya.
Korban memendam kasus yang dialaminya. Beralasan bahwa Kas menggelar acara makan bersama, Selasa (27/1/2015) sore, Sa kembali mengajak istrinya ke rumah Kas. Ra menolak, tapi akhirnya luluh setelah Sa terus memaksa korban mengikuti permintaannya.
“Istri Kas lagi sakit. Habis itu, makan bareng sekeluarga. Sa ngajakin tidur aja ke kamar. Saya masuk (kamar-red), dia (Sa-red) keluar, nonton tivi sama Kas,” tutur Ra.
Ketika Ra tidur, Rabu (28/1/2015) dini hari, Sa dan Kas masuk ke dalam kamar, lalu menguncinya. “Tangan saya diikat, kaki dipegangin (oleh suami korban-red), celana dibuka sama Kas. Mulut dibekap sambil dikerjain (diperkosa)," ungkap Ra.
Setelah puas, Kas kembali keluar kamar dan diikuti oleh Sa. Pintu kamar dikunci dari luar. Beberapa jam kemudian, nafsu berahi Kas bangkit. Lagi-lagi, Kas memerkosa Ra dengan bantuan suami korban.
“Saya ditinggalin sendiri, enggak diurus. Udah itu, pintu dikunci. Pagi-pagi, baru kamar dibuka,” tukas Ra.
Dalam perjalanan pulang, Sa kembali mengancam istrinya agar tidak membeberkan kasus tersebut.
“Karena enggak tahan, akhirnya, ngomong sama orangtua,” tegasnya.
Ra memutuskan untuk melaporkan kasus yang dialaminya ke Mapolres Serang pada Kamis (5/2). Sehari kemudian, Sa dan Kas ditangkap. Setelah penangkapan itu, Ra mengungsi ke kediaman kerabatnya di desa lain di Kecamatan Pamarayan.
Soal kasus ini, Zae, kepala desa di kediaman kerabat korban, tidak bisa banyak berkomentar. “(Sa) kayak orang stres. Pelaku harus mendapatkan sanksi setimpal,” tegasnya.
Terkait kasus itu, psikolog RSUD Serang Sake Pramawisakti Sandjadirdja menduga, Sa dan Kas mengidap gangguan kejiwaan. “Ada orang-orang yang melihat pasangannya digauli orang lain, tambah bergairah dan mendapatkan kepuasan. Ada juga yang merasa puas saat melakukan hubungan itu ditonton orang lain. Itu penyimpangan seksual,” ungkapnya.
Dugaan lain, perbuatan Sa didasari atas perjanjian sebelumnya dengan Kas. “Mungkin, (Sa) ingin menjadi temannya, ada perjanjian sebelumnya. Karena hubungan mereka (kedua pelaku) sangat dekat, untuk membalas budi,” kata Sake.
Gangguan kejiwaan itu, menurutnya, masih bisa disembuhkan.
"Namanya gangguan, pasti ada obatnya,” tegasnya.
Soal motif Sa membantu Kas memerkosa Ra, Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional (Kaur Binops) Satreskrim Polres Serang Inspektur Polisi Satu (Iptu) Atip Ruhyaman menyatakan, diduga karena tingkat pendidikan Sa rendah.
“Yang jelas, suaminya terbelakang pendidikan dan selalu nurut apa kata bos (Kas),” tegasnya.(nda/don/dwi/RB/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cewek Cantik Otaki Aksi Begal Motor
Redaktur : Tim Redaksi