jpnn.com, JAKARTA - Grup Kerja sama Bilateral (GKSB) parlemen Indonesia dan Palestina menyoroti konflik berdarah antara Israel dan Palestina di Tepi Barat dalam sepekan terakhir.
GKSB DPR menilai sikap dunia internasional merespons konflik tersebut belum sepenuhnya menawarkan solusi jangka pendek dan panjang untuk Palestina.
BACA JUGA: Tanpa Banyak Retorika, China Tawarkan Solusi kepada Israel dan Palestina
Ketua GKSB Syahrul Aidi Maazat mengatakan Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia memiliki peran besar menggalang dukungan internasional baik secara politik, ekonomi bahkan bantuan kemanusiaan.
"Saat ini Palestina sangat berharap peran Indonesia di dunia internasional. Terutama soal politik," kata Syahrul dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/5).
BACA JUGA: Jokowi Sikapi Penonaktifan 75 Pegawai KPK oleh Firli Bahuri, Kalimatnya Tegas
Jika resolusi PBB tidak dapat dikawal karena tekanan Amerika Serikat yang kuat, katanya, maka Indonesia dapat berperan di luar itu.
"Seperti di negara G-20, OKI, ASEAN atau hubungan bilateral dengan negara muslim atau negara yang prihatin," ujar Syahrul Aidi yang juga anggota Komisi V DPR RI ini.
BACA JUGA: Mobil Berpelat Dinas Polisi Disetop di Pos Penyekatan, Setelah Diperiksa, Alamak
Dia menilai bahwa Israel harus ditekan dari semua sisi. Tidak bisa hanya mengandalkan peran PBB semata.
Syahrul juga memandang bahwa dalam jangka pendek Indonesia dapat mendorong bantuan kemanusiaan dari dunia internasional untuk mitigasi pascakonflik. West bank, katanya, ibaratnya saat ini penjara besar yang dikepung Israel dari segala sisi.
"Palestina sangat kesulitan saat ini. Indonesia dapat berperan dengan cara menggalang bantuan kemanusian dari negara muslim atau negara pendonor. Bantuan ini digunakan untuk perbaikan pasca konflik atau saat konflik," ucap dia.
Syahrul menambahkan, sebagai tindakan nyata dari Indonesia, pemerintahan Presiden Jokowi juga dapat mengalokasikan anggaran khusus untuk Palestina. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam