GM Hairos Waterpark Jadi Tersangka, Sekretaris Tim Pemenangan Bobby-Aulia Bilang Begini

Senin, 05 Oktober 2020 – 22:39 WIB
Wakapolrestabes Medan AKBP Irsan Sinuhaji memaparkan kasus pelanggaran protokol kesehatan oleh menejemen Hairos Water Park, Jumat (2/10). Foto: sumutpos.co

jpnn.com, JAKARTA - General Manager (GM) Hairos Waterpark, Edi Sahputra (ES) ternyata ketua tim relawan Bobby Nasution-Aulia Rachman di Pilkada Medan. Hal ini dibenarkan Sekretaris Tim Pemenangan Bobby-Aulia, Alween Ong.

“Memang betul, Pak ES itu salah satu ketua relawan yang mendukung Bobby-Aulia,” kata Alween kepada Sumut Pos, Minggu (4/10).

BACA JUGA: Makam Pegawai Kejari Itu Dibongkar, Taufik Hidayat Ternyata Korban Pembunuhan, Bukan Bunuh Diri

Namun dikatakan Alween, apa yang dilakukan ES tidak ada kaitannya dengan posisinya sebagai ketua tim relawan.

“Sebenarnya tak ada korelasinya juga, gak nyambung. Beliau itu kan ditetapkan sebagai tersangka dengan posisinya sebagai GM (Hairos) Waterpark itu, bukan sebagai ketua salah satu tim relawan Bobby Lovers. Jadi sebenarnya itu harus bisa dibedakan,” ujarnya.

BACA JUGA: Mbak Lisa Sungguh Nekat, Kejar-kejaran dengan Penjambret, Begini Akhirnya

Terkait sanksi untuk ES sebagai ketua tim relawan, Alween mengatakan, bukan kewenangan dari tim pemenangan.

Ditegaskan Alween, tidak ada hak tim pemenangan untuk mencopot atau mengganti ES dari jabatannya sebagai Ketua Relawan, sebab tim relawan itu bukan dibentuk oleh tim pemenangan, melainkan dibentuk oleh masing-masing tim pemenangan itu sendiri.

BACA JUGA: GM Hairos Waterpark Ditetapkan Jadi Tersangka

Saat ini saja, kata Alween ada begitu banyak tim relawan Bobby Lovers yang sudah membentuk tim relawan untuk memenangkan pasangan Bobby-Aulia di Pilkada Kota Medan 2020.

Setidaknya hingga saat ini, Tim Pemenangan sudah mendata sekitar 62 tim relawan Bobby Lovers, dan tim relawan yang diketuai oleh tersangka ES adalah salah satunya.

“Dan memang semua tim relawan kan membentuk tim nya masing-masing, bukan kita yang bentuk. Begitu juga dengan susunan kepengurusan tim relawan itu sendiri, mereka sendiri yang menentukan siapa yang jadi ketua dan para pengurus lainnya, jadi ya itu hak mereka, itu gak bisa kita campuri,” katanya.

Ditegaskan Alween, justru selama ini Tim Pemenangan Bobby-Aulia telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan tegas.

Salah satunya dalam setiap kesempatan pertemuan, tim pemenangan Bobby-Aulia selalu membagikan masker, menjaga jarak dan mengukur suhu tubuh dalam setiap kegiatan.

“Jadi kalau ada salah satu oknum yang merupakan bagian dari tim relawan, apalagi yang bertindak bukan sebagai tim relawan tetapi karena dirinya sendiri dan profesinya yang melanggar protokol kesehatan, ya gak bisa dikaitkan dengan Bobby-Aulia,” tegasnya.

Walaupun begitu, Alween menambahkan, pihaknya turut prihatin terhadap persoalan yang saat ini menimpa ES. Pihaknya pun menyerahkan dan mempercayakan proses hukum ini kepada pihak yang berwajib.

Terpisah, Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Bobby-Aulia, Sugiat Santoso juga mengatakan hal senada. Menurut Sugiat, apa yang dilakukan ES tidak ada hubungannya dengan posisi ES sebagai ketua salah satu tim relawan Bobby-Aulia di Pilkada Kota Medan.

“Pertama, bahwa relawan yang bergabung mendukung Bobby-Aulia itu ada puluhan bahkan hampir tembus seratus relawan. Mereka membentuk relawan atas inisiatif sendiri karena punya optimisme kepada Bobby – Aulia bisa membenahi Kota Medan. Kami prihatin atas kasus yang menimpa Bang Edy Sahputra (ES) tersebut. Walaupun kasus tersebut tidak ada kaitan sama sekali dengan pasangan Bobby – Aulia. Tetapi sebagai kawan seperjuangan, kami prihatin,” kata Sugiat.

Kedua, kata politisi Partai Gerindra itu, Pasangan Bobby – Aulia selalu berkomitmen dalam mendukung upaya pemerintah untuk memutus dan mencegah mata rantai penyebaran Covid 19 di Kota Medan.

"Pasangan Bobby – Aulia selalu mengingatkan kepada segenap pendukungnya agar tetap mematuhi aturan protokol kesehatan dalam setiap melaksanakan agenda sosialisasi pemenangan Bobby – Aulia di manapun berada,” ungkapnya.

Terkait penanganan Covid 19 di Kota Medan, sambungnya, sejak awal pihaknya menilai jika Akhyar Nasution sebagai Plt Wali Kota Medan telah gagal memimpin warga Kota Medan untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar tidak semakin menyebar di Kota Medan. Buktinya semakin hari, pasien positif Covid-19 semakin meningkat di Kota Medan.

BACA JUGA: Sejak Bercerai dengan Sang Istri, Oknum PNS Kemenag Ini Suka Berbuat Dosa di Kamar

“Medan masih menjadi zona merah dan menuju zona hitam terkait Covid 19, Pemko Medan terkesan tak bisa berbuat apapun terkait persoalan ini. Padahal ratusan miliar dana APBD telah habis untuk mengatasi persoalan ini, bahkan dana rakyat tersebut seperti menguap entah ke mana,” pungkasnya.(ris/map/mbc)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler