jpnn.com, JAKARTA - Direktur GMT Institute Frumentius Da Gomez menyebut tenaga kerja terampil dengan produktivitas tinggi adalah salah satu kunci penggerak sektor industri potensial untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Pembangunan tenaga kerja terampil berkaitan erat dengan dunia pendidikan dan pelatihan.
BACA JUGA: Yusril Ihza Mahendra Bertandang ke PKB, Cak Imin Singgung Hubungan di Kemenaker
Hal itu diungkapkannya saat bertemu Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) RI Afriansyah Noor beberapa waktu lalu di Kantor Kemenaker.
Afriansyah saat itu menjelaskan kepada Fru bahwa pelatihan yang implementatif dan bersifat praktikal dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang spesifik khususnya pada industri pengelolaan bangunan.
BACA JUGA: Istri & Anak Pejabat Dishub DKI Pamer Kemewahan, Inspektorat Gelar Penyelidikan
"Kondisi saat ini terjadi kelebihan dan ketidakseimbangan pasar tenaga kerja di level Strata 1 (sarjana) dan yang memiliki kekhususan (specialist) akibat dari PHK yang terjadi di bisnis start up dan sebagainya," ujar Fru dalam keterangannya, Minggu (2/4).
Untuk itu, diperlukan akselerasi program pelatihan yang bersifat implementatif guna meningkatkan kompetensi dari pekerja (up skill) sehingga diperoleh tenaga kerja yang siap kerja.
BACA JUGA: Pernyataan Inspektorat Soal Heboh Anak Istri Pejabat Dishub DKI yang Pamer Tas Mewah
Selain itu, Afriansyah juga menyampaikan bahwa sesuai misi kementerian, yaitu terwujudnya tenaga kerja yang produktif, kompetitif dan sejahtera, mesti meningkatkan kompetensi keterampilan dan produktivitas masyarakat.
Hal tersebut telah dilakukan melalui serangkaian kebijakan, kerja sama, termasuk pengembangan pelatihan melalui Balai Latihan Kerja yang ada dan tersebar di seluruh Indonesia.
"Oleh karena itu sangat diperlukan integrasi, kolaborasi, dan partisipasi aktif pihak swasta untuk secara bersama membangun pelatihan dalam rangka menyiapkan tenaga kerja terampil yang berkualitas,” tutur Fru.
Dalam perjalanannya selama 19 tahun, GMT Institute konsisten menyediakan pelatihan bagi pengelola bangunan (Property Management). Hingga sekarang alumni pelatihan GMT Institute sudah mencapai 5.000 orang.
"Dengan berbagai latar belakang pengelola, dari kementerian atau lembaga, perbankan, konstruksi, Bank Indonesia, Telekomunkasi dan swasta, tersebar dari Sabang sampai Merauke," tambahnya. (mcr4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petugas Avsec yang Mengawal Habib Bahar Dipecat AP II, Sahroni: Berlebihan
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi