jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, Go-Jek tidak berniat untuk menyusahkan ojek konvensional. Sebaliknya, Go-Jek memberikan keuntungan bagi tukang ojek.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mencontohkan, seorang tukang ojek mengantarkan penumpang ke Ancol. Setelah mengantar, tukang ojek tersebut tidak memiliki penumpang. Sebab, dia tidak tahu di Ancol siapa yang mau pesan ojek.
BACA JUGA: DPRD DKI Akan Bentuk Tim Untuk Periksa Laporan BPK
"Jadi dengan Go-Jek, kamu sambil jalan lalu tahu ternyat di sekitar Ancol ada orang yang butuh ojek. Langsung kamu bisa jawab permintaan ojek itu dan jemput," ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (10/7).
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan, Go-Jek mirip seperti taksi modern. Saat ini, taksi memiliki radio sehingga begitu ada penumpang yang ingin menggunakan fasilitas taksi, bisa langsung disampaikan ke sopir taksi. Hal ini membuat penghasilan sopir taksi lebih besar.
BACA JUGA: Gerindra Minta Laporan BPK Dijadikan Bahan Koreksi
"Yang dilakukan Go-Jek itu mirip taksi. Tujuannya biar sopir ojek itu dapat muatan. Tapi bedanya taksi ada perusahaan, sementara Go-Jek enggak ada. Cuma mereka bantu tukang ojek biar dapat penumpang," tutur Ahok.
Dia mengungkapkan, Go-Jek tidak memberikan motor baru ke tukang ojek. Mereka hanya mengumpulkan tukang ojek yang sudah ada. Tukang ojek yang bergabung dengan Go-Jek, sambung Ahok, memiliki keuntungan karena lebih banyak mendapatkan penumpang.
BACA JUGA: Soal Laporan BPK, ‎Kader Gerindra Minta Ahok tak Salahkan Pihak Lain
Suami Veronica Tan itu menambahkan, tukang ojek yang bergabung dengan Go-Jek tidak perlu repot menunggu penumpang di pangkalan. Mereka bisa memantau dari rumah.
"Dipantau dari rumah juga bisa, sambil nungguin anak. Daripada yang konvensional itu, nunggu gitu siang-siang, main gaple, nongkrong enggak karuan. Enggak jelas," tandas Ahok. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov Buka Puasa Bareng DPRD DKI, Harapkan Hubungan Cair
Redaktur : Tim Redaksi