jpnn.com, ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu Nusa Tenggara Timur mulai mempersiapkan desa wisata Fatubesi untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) di crossborder Atambua.
Belu semakin yakin, hanya sektor pariwisata yang akan memperkuat ekonomi dan sosial masyarakatnya.
BACA JUGA: Penerbangan Internasional Garuda Pindah ke Terminal 3 Ultimate
”Budaya negara tetangga Timor Leste dengan Atambua sangat dekat dan sama. Banyak ritual budaya yang mereka lakukan bersama, terutama di desa Fatubesi ini, kami akan membuat banyak acara budaya di sana, akan berbondong-bondong mereka datang ke desa itu,” ujar Bupati Belu Willybrodus Lay.
Bupati yang biasa disapa Willy ini mengatakan, Fatubesi merupakan desa yang paling dekat dengan perbatasan, jaraknya hanya sekitar dua kilometer dari Timor Leste. Desa ini berada di Kecamatan Nanaet Dubesi.
BACA JUGA: Pantai Modangan, Surganya Paralayang
”Ada acara adat, acara keluarga, acara desa, yang masih menjadi daya tarik rakyat Timor Leste. Kebijakan bebas Visa Kunjungan (BVK) membuat mereka mudah ke Indonesia,”ujar Willy.
Dia menjelaskan, di era Presiden Joko Widodo ini semua infrastuktur di perbatasan sudah mengalami perkembangan yang signifikan.
BACA JUGA: Tunggu Penerbangan Internasional, Labuan Bajo Kebut Marina
Khusus untuk desa Fatubesi tersebut, sudah ada lampu, aliran listrik, sudah ada jalan, dan sudah ada struktur pengurus desa yang lengkap.
”Hanya tinggal dibuat setting-an desa wisata yang menjadi indah, lengkap dengan semua fasilitas agar wisatawan betah berlama-lama di desa tersebut, kami sudah lakukan beberapa perbaikan, dan sudah mempersiapkan tim untuk mengurusi ini,” ujar Willy.
Untuk digitalisasi, Kota Atambua dan seluruh Kabupaten Belu juga sudah siap dengan jaringan seluler. Telkomsel 4G siap melayani wisatawan yang menyambangi Atambua.
”Ada beberapa festival yang tahun lalu sukses membuat mereka berbondong-bondong datang, itu akan kami buat lagi di tahun 2017. Kami akan jadikan Atambua Kota Festival, kami akan jadikan ini sebuah branding yang tidak pernah terlupakan bagi rakyat Timor Leste,” ujarnya.
Untuk urusan destinasi alam, tidak ada yang mengalahkan Padang Fulan Fehan. Dengan cuaca yang dingin, bukit di atas gunung itu tidak dimiliki Timor Leste.
”Mereka laut punya, tapi kalau keindahan Fulah Fehan, hanya kita yang punya, untuk desa Fatubesi semuanya kami siapkan di tahun 2017 ini, dan kami sudah berkoordinasi dengan sesepuh desa untuk mensukseskan program desa wisata Fatubesi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Belu Johannes Prihatin.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Kabupaten Belu yang secara geografis berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dinilai memiliki daya tarik tersendiri dan sangat strategis untuk pengembangan pembangunan pariwisata.
Sejak Kemenpar menghidupkan crossborder, area sejak 2016, wilayah perbatasan menjadi deatinasi yang lumayan bagus. Bahkan, sampai 3,6 persen dari total angka kunjungan wisman.
"Belajar dari banyak negara di Eropa yang maju karena crossborder," ungkap Arief.
Tahun ini, crossborder area juga menjadi target perolehan wisman. Karena itu, berbagai event digelar untuk menghidupkan wilayah perbatasan dengan berbagai festival. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar Berbagi Jurus Pengembangan Wisata Halal di ATM 2017
Redaktur : Tim Redaksi