Gokil! Tiongkok Kenalkan Purwarupa Kereta Secepat Pesawat

Kamis, 21 Januari 2021 – 03:25 WIB
Kereta cepat berteknologi superkonduktivitas China. Foto: ANTARA/Screenshot YouTube

jpnn.com - Mempersiapkan transportasi masa depan, Tiongkok terus mengambil langkah di depan. Kali ini, mereka mengenalkan purwarupa kereta antarkota secepat pesawat.

Kereta supercepat itu diklaim berteknologi maglev superkonduktor bersuhu tinggi.

BACA JUGA: Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Mobil Totoya Avanza Remuk, Nih Penampakannya

Para pengembang menyebut itu merupakan lompatan transportasi kereta levitasi magnetik yang lebih murah dan lebih cepat.

Para peneliti di Universitas Jiaotong Barat Daya telah menguji kereta tersebut Rabu ini di jalur uji 165 meter (540 kaki) di Chengdu.

BACA JUGA: China Miliki Kereta Super Cepat Terpanjang di Dunia

Kereta dirancang untuk melaju hingga 620km/jam (385mph) tetapi para peneliti mengatakan mereka sedang bekerja untuk meningkatkan kecepatan itu hingga 800km/jam (497mph).

Jepang juga terus mengembangkan kereta cepat maglev dengan teknologi superkonduktor yang beroperasi pada kecepatan 500km/jam dan diharapkan akan beroperasi pada 2027, berjalan antara Tokyo dan Nagoya.

BACA JUGA: Resmi! Malaysia dan Singapura Pilih Batalkan Proyek Kereta Cepat

Namun para peneliti di Universitas Jiaotong Barat Daya, China mengatakan bahwa teknologi maglev superkonduktor China lebih ekonomis daripada rekan-rekan mereka di Jepang, China South Morning Post melaporkan, dikutip Rabu.

Superkonduktivitas terjadi ketika hambatan listrik mendekati nol saat didinginkan hingga suhu yang sangat rendah.

Keadaan superkonduktor akan menjadi kunci untuk mendukung kendaraan maglev yang lebih cepat dan lebih efisien.

Deng Zigang, seorang peneliti dari State Key Laboratory of Traction Power di Southwest Jiaotong University, yang mengembangkan prototipe maglev baru, mengatakan kepada media lokal Sichuan bahwa jalur maglev Chuo Shinkansen Jepang menggunakan helium cair untuk mencapai suhu yang sangat rendah minus 269 derajat Celcius (minus 452 Fahrenheit) untuk superkonduktivitas.

“Helium cair sangat mahal. Di sini kami mencapai superkonduktivitas pada suhu yang sedikit lebih tinggi dengan menggunakan nitrogen cair -- dan itu memangkas biaya menjadi seperlima puluh," kata Deng, menjelaskan teknologi" maglev superkonduktor suhu tinggi" China.

Tim China juga mengatakan sementara maglev Jepang yang baru perlu berakselerasi terlebih dahulu sebelum bisa melayang, prototipe Chengdu bisa melayang dari awal.

Para peneliti mengatakan masih ada masalah yang harus diselesaikan sebelum teknologi baru tersebut dapat digunakan secara komersial, sebuah proses yang mereka perkirakan bisa memakan waktu hingga enam tahun lagi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler