JAKARTA – Komisi VI dalam waktu dekat ini akan segera memanggil jajaran Direksi PT Garuda IndonesiaHal ini terkait dengan Initial Public Offering (IPO) yang dikhwatirkan akan terjadi seperti Krakatau Steel
BACA JUGA: Publik Masih Ingin Gubernur Dipilih Langsung
Namun uniknya, Golkar dan PDI-P berbeda sikap terhadap permasalahan manajemen perusahaan penerbangan pelat merah ini.Menurut anggota DPR dari F-Partai Golkar Idris Laena, rencana proses pelepasan saham Garuda yang akan dilakukan dalam dua tahap harus dikaji ulang oleh DPR
BACA JUGA: Pimpinan Dewan Ambil Alih Konflik BK
Oleh karena itu, dirinya menekankan, manajemen Garuda diharapkan dapat benar-benar membenahi sistem internalnya sebelum menjadi perusahaan publik“Di samping itu, untuk menghindari pandangan publik bahwa proses pelepasan saham perusahaan penerbangan pelat merah itu terkesan dipaksakan
BACA JUGA: Demokrat Akui Sinyal Reshuffle Makin Kuat
Mengingat sebelumnya kasus pelepasan saham Krakatau Steel (KRAS),” ujarnya pada wartawan di DPR, kemarin (23/11).Terkait dengan Initial Public Offering (IPO) Garuda, kata Idris, tetap harus ada persetujuan dari DPR, dan kita (Komisi VI) akan mengkaji ulang hal ituKalau memang Garuda tidak siap kenapa dipaksakan“Kita tahulah saat ini manajemen Garuda sangat tidak sehat,” ujarnyaIdris mengungkapkan, untuk menjadi perusahaan publik, Garuda seharusnya mempunyai sistem manajemen yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkanOleh karena itu, Komisi VI segara akan melakukan rapat internal yang akan membahas kesiapan Garuda.
"Kita panggil manajemen Garuda untuk menanyakan kesiapan mereka nanti, kalau tidak siap ya mending dirutnya mundur saja, dan kalau tidak mau maka Menteri BUMN harus mengambil langkah untuk menggantinya dengan orang yang lebih baik," jelasnya.
Sebagaimana diiketahui, Kemarin, manajemen Garuda juga tidak bisa mengendalikan kekacauan jadwal penerbangan dengan alasan tengah memasang sistem monitor baruHingga tiga hari ke depan dipredeksi pemasangan ini tidak akan selesaiAkibatnya selama Selasa (23/11) dan Rabu (24/11), manajemen Garuda memutuskan tidak ada pemesanan tiketKeputusan ini dikritik oleh Serikat Pekerja Garuda yang menyatakan bahwa pergantian teknologi sebenarnya bisa dilakukan secara smoot tanpa mengganggu jadwal penerbangan.
Diketahui soal IPO, Garuda berencana akan melepas sekitar 40 persen sahamnya ke publik dengan mekanisme periode pertama akan dilepas sebesar 30 persen dan selanjutnya akan dilepas 10 persen pada tahun 2011Pelepasan saham tersebut diharapkan dapat memberikan dana segar kepada Garuda sekitar Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliunDalam laporan keuangan pascaaudit, PT Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 194,9 miliar untuk sembilan bulan pertama tahun 2010.
Sementara itu, anggota Komisi VI dari F-PDI Perjuangan, Sukur Nababan, mengatakan, persoalan Garuda hendaknya harus bisa diselesaikan dengan akal sehatTidak asal main pecat sajaApa dengan pemecatan Direktur kemudian persoalan manjemen di Garuda bisa terselesaikan dengan baik? “Kita tetep akan panggil dululah, jangan asal main pecat-pecat sajaSemua ada prosedurnya,” ujar Sukur saat di hubungi INDOPOS (grup JPNN) kemarin (23/11).
Mekanismenya sudah jelas, lanjut Sukur, kita akan coba tanyakan beberapa pertanyaan penting, kenapa bisa terjadi karut marut seperti ituKita juga coba akan cocokan data yang ada dengan miliknya Garuda, agar dalam forum tersebut bisa terlihat dimana akar permasalahannya.
“Saya lihat Emir dulu bagus, ada prestasinya, tapi kok akhir-akhir ini jadi kacau, pasti ada sebabanya,” kata Sukur yang mengaku tidak mengenal sama sekali Dirut Garuda Indonesia.
Sukur juga berharap, kalaupun sampai ada pergantian dirut di Garuda, maka jangan sampai ada orang-orang titipan bisa masukKalau perlu, publik harus tahu rekam jejak si calon direktur ini seperti apa“Jangan sampai si menterinya nurut-nurut aja, hanya karena tekanan politik semata,” pungkasnya(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Megawati Desak Mafia TKI Dihabisi
Redaktur : Tim Redaksi